BERITABUANA.CO, JAKARTA – Partai politik Koalisi Indonesia Maju atau KIM, pendukung bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto bertambah. Semalam (Kamis, 22 September) usai menggelar Rapimnas, Partai Demokrat secara resmi mendeklarasikan dukungan terhadap Prabowo di Pilpres 2024 mendatang.
Terkait bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya dikonestasi Pilpres 2024 nanti, pakar Hukum Tata Negara atau HTN dan Konstitusi Profersor. Fahri Bachmid lewat keterangan tertulisnya, Jumat (23/9/2023) menyarankan agar Prabowo memilih sosok cawapres dari kalangan teknokrat.
Menurut Prof. Fahri, cawapres tidak lagi hanya diidentikkan sebagai figur, yang berfungsi untuk sekadar meningkatkan elektabilitas pemilu. Namun, konsep yang ideal adalah capres yang berani mengembalikan serta mendudukkan pranata wakil presiden, sesuai derajat konstitusionalnya berdasarkan UUD 1945.
“Menentukan cawapres yang sesuai dengan kebutuhan negara, dan tidak semata-mata ‘ban serep’, mengingat tugas konstitusional negara ke depan akan semakin kompleks, lebih berat dan menantang,” ucap Akademisi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar itu.
Lantas ia pun menyarankan agar Prabowo memilih sosok cawapres yang teknokratis, seorang intelektual, cendikiawan yang menguasai aspek ketatanegaraan serta kepemerintahan. Secara konvensional, lanjut Prof. Fahri, praktik pengisian jabatan wapres dengan konsep ‘meritokrasi@ pernah terjadi dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
“Seperti Dwitunggal Soekarno-Hatta di mana Soekarno berperan sebagai ‘solidarity maker’ di awal kemerdekaan dan Hatta berperan sebagai ‘administrator’ negara,” sebut dia seraya mencontohkan sosok yang dapat dipertimbangkan Prabowo sebagai cawapres adalah Prof. Yusril Ihza Mahendra.
Prof. Fahri menjelaskan Yusril seorang teknokratis sejati, yang dapat memainkan peran-peran konstitusionalnya sebagai wakil presiden. Yusril, masih kata dia, akan fokus pada mengurus dan menata negara, membangun sistem yang kuat, menata birokrasi serta bagaimana membenahi mekanisme dan sistem ketatanegaraan yang ada saat ini.
“Urusan yang demikian ini tentunya membutuhkan peran seorang wapres yang mumpuni, yang menguasai teknis hukum tata negara, membutuhkan seorang cendekiawan yang andal, agar konsolidasi demokrasi tetap berada pada rel yang benar,” pungkas Prof. Fahri Bachmid.
Sebelumnya, soal sosok cawapres pendamping Prabowo, Anggota Dewan Pembina Gerindra, Andre mengatakan hal itu akan diputuskan secara musyawarah dengan para ketua umum Parpol. Namun, ia optimistis nama atau sosok cawapres, sudah diumumkan sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka pendaftaran pasangan calon (Paslon) presiden dan calon wakil presiden 2024.
“Yang jelas, siaapun yang terpilih menjadi calon wakil presiden itu sebuah keputusan bulat dari para pimpinan partai politik pengusung capres Pak Prabowo Subianto,” tegas Andre.
Sebagaimana diketahui, saat ini sudah banyak bermunculan kandidat cawapres yang mendampingi Prabowo, antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, eks Gubernur Jatim Khofifah Indarparaansa, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Yenni Wahid, Ketum PBB Yusril Mahendra, eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
“Dan mungkin Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. Tapi kita lihat saja nanti siapa diantara nama tersebut akan diputuskan dalam rapat para pimpinan partai politik pengusung Capres Prabowo Subianto. Sabar ya,” tutup Andre Rosiade.
Koalisi Indonesia Maju atau KIM pendukung capres Prabowo Subianto terdiri dari Gerindra, Partai Golkar, PAN, PBB, Gelora Indonesia, Partai Garuda, ditabah Demokrat yang baru saja mmendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo yang kini masih menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) RI tersebut.
Bahkan, parpol pendukung Prabowo itu akan terus bertambah. Hal ini menunjukkan kalau koalisi ini duduk sama rendah, dan berdiri sama tinggi. (Asim)