Ronny Sompie Disambut Antusias “Pengucapan Syukur” di Desa Pinilih

by
Foto bersama Ronny bersama istri tercinta Ny. Dyah lswarini Sompie di kediaman Jou Languju. (Foto: NK)

BERITABUANA.CO, MINAHASA UTARA –Pengucapan syukur atau thanksgiving dalam budaya di AS juga sejak dahulu sudah dilakukan di tanah Minahasa.

Dalam perayaan pengucapan syukur di Desa Pinilih, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara, baru-baru ini Caleg Golkar Sulut Ronny F Sompie, dijamu Ketua Komunitas Ofu Kuning (Lebah Kuning) Minut Jou Languju.

Ronny yang berasal dari Desa Sukur yang sama-sama Desa Pinilih berada di kedua sisi Gunung Klabat (Utara dan Selatan) sangat diterima antusias warga Pinilih. Ratusan warga hadir menyambut kedatangan mantan Kapolda Bali ini.

Apalagi sosok Ronny yang egaliter dan bersahabat diterima dengan penuh kekeluargaan. Mereka meminta foto bersama Ronny dan istri tercinta Ny. Dyah lswarini Sompie di kediaman Jou Languju.

Apalagi masyarakat telah mengenal Ronny bukan saja sebagai mantan pejabat tinggi Polri dan Kemenkumham, tapi Ronny Sompie memang dikenal sebagai pegiat dan pemerhati budaya Sulawesi Utara. Tak heran Ronny yang namanya sering disingkat RFS sebelumnya didaulat menjadi Ketua Umum DPP Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK) hingga mempunyai andil besar dalam menyatukan dualisme organisasi di tingkat nasional dan diaspora tersebut. Dengan penyatuan dualisme ini RFS masih didapuk menjadi Ketua Dewan Pembina DPP KKK & Angelica Tengker menjadi Ketua Umum DPP KKK.

Menghadiri kegiatan budaya kerap dilakukan Irjen Ronny Sompie ini hingga menjadi pengurus di berbagai organisasi berlatar belakang kebudayaan Sulawesi Utara.

Pengucapan Syukur adalah budaya Minahasa pada masa lalu yang umumnya sebagai petani. Sehabis panen dilakukan tradisi foso rumege um banua (pengucapan syukur) kepada Opo Empung Wailan Wangko (Tuhan Pemelihara Semesta Alam).

“Tradisi ini menjadi sarana untuk bersama-sama bersyukur atas hasil panen yang melimpah, kesuburan tanah, cuaca yang baik, dan kesehatan yang baik sehingga mereka bisa menggarap sawah atau ladang,” tulis Sonya Indrarti Sondakh dan M Yoesoef dalam Tradisi Pengucapan Syukur Minahasa dan Pemertahanan Kuliner Tradisional.

Tradisi ini bertransformasi dalam segala zaman. Saat masuknya agama Kristen, tradisi tersebut mendapat bentuk yang baru. Kala itu berlangsung pemilihan, mana yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

Terlepas kontroversi tidak sedikit yang menyebut kebiasaan ini adalah budaya pemborosan dan gaya hidup hedonis. Tetapi bagi Ronny Sompie pengucapan syukur bisa sebagai bentuk berbagi berkat. Harus digarisbawahi bahwa budaya Sulawesi Utara seperti Minahasa, Bolaang Mongondow hingga Sangihe (istilah mereka adalah Tulude) sangat menjunjung tinggi spiritualisme kebersamaan dan gotong royong. (nico k)