Caleg-Caleg Potensial Merebut Kursi di “Dapil Neraka” Sulawesi Utara

by
Ronie F. Sompie. (Foto: Dokumentasi RFS)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pengumuman Daftar Calon Sementara (DCS) untuk Caleg DPR RI Dapil Sulut sudah diumumkan KPU Sulut baru-baru ini. Sejumlah figur yang dianggap potensial untuk mendulang suara mengisi nomor urut atas.

Tapi dengan sistem pileg yang terbuka nomor urut atas tidak menjamin keterpilihan seorang figur. Masyarakat pemilih bebas menentukan pilihannya masing-masing, tanpa harus mengikuti nomor urut yang ditentukan parpol.

Sebab itu pertarungan memperebutkan 6 kursi di Senayan, untuk Dapil Sulawesi Utara termasuk sangat ketat, sehingga dapil Sulut sering disebut “Dapil Neraka”. Dapil neraka adalah adalah sebutan dari sebuah daerah pemilihan yang diperebutkan oleh banyak calon anggota legislatif atau mempertemukan sejumlah tokoh besar.

Siapa saja tokoh-tokoh yang ditawarkan oleh parpol-parpol “mainstream” Sulut. Sebut saja PDIP. Parpol pemenang Pileg 2019 di Sulut, kali ini menawarkan 4 calon potensial.

Pertama Rio Dondokambey. Pendatang baru di dunia perpolitikan ini tak lain adalah putra Gubernur Sulut Olly Dondokambey. Kiprahnya di dunia organisasi cukup mumpuni. Sebab Rio pernah memimpin sejumlah organisasi kepemudaan di tingkat Sulut.

Dengan mendompleng populasinya orangtua sebagai orang nomor satu di bumi “Nyiur Melambai” tak sulit bagi Rio untuk melaju ke kursi legislatif DPR RI.

Calon potensial lainnya dari PDIP, James Sumendap. Ia menjadi bupati Minahasa Tenggara sejak 24 September 2013 dan terpilih kembali 2020. Pada 20 April 2022, James Sumendap juga pernah menyandang Panglima Panji Yosua Sinode GMIM atau Gereja Masehi Injili di Minahasa.

Figur ketiga Wenny Lumentut. Wakil Walikota Tomohon ini disebut-sebut salah satu pejabatterkaya di Indonesia. Wenny memiliki harta kekayaan lebih Rp 202 miliar. Dengan kekayaan tersebut, Wenny Lumentut masuk daftar kepala daerah terkaya di Indonesia.

Sementara figur keempat yang dianggap bakal meraup suara signifikan Vanda Sarundajang. Politisi PDIP sebagai anggota DPR-RI selama tiga periode. Vanda merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang kini duduk di Komisi X DPRI.

Tapi walau sudah tiga periode menjadi wakil rakyat di Senayan, nama Vanda Sarundajang tidak pernah dikenal luas di masyarakat. Padahal isu-isu nasional yang menyangkut kepentingan masyarakat Sulut yang diwakilinya harus diperjuangkan.

Pada pileg 2019, PDIP menyabet tiga kursi untuk dapil Sulut. Salah satu anggota DPR RI dari PDIP, yaitu Dra. Adriana Charlotte Dondokambey, M.Si. Adriana yang merupakan kakak kandung Gubernur Olly Dondokambey, saat ini duduk juga di Komisi X bersama Vanda Sarundajang.

Sementara pemenang kedua pileg 2019 di Sulut, Partai Nasdem, dengan perolehan 2 kursi menunjuk 4 figur potensial meraih suara DPR RI. Mereka antara lain lr. Vicky Lumentut, Walikota Manado periode 2010-2015 dan 2016-2021. Sementara caleg lainnya Max Lomban, mantan Walikota Bitung. Kemudian Hakim Pou dan Fely Runtuwene, saat ini anggota DPR RI, sebagai Ketua Komisi IX.

Selanjutnya, kader-kader potensial partai lambang pohon beringin masih didominasi dua caleg, mantan Bupati Minsel Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu. Tetty yang juga sebagai Ketua DPD Golkar Sulut sangat potensial karena pernah menjabat bupati dua periode.

Bahkan putranya Adrian Jopie Paruntu (lahir 10 Maret 1994) adalah sebagai anggota DPR RI periode 2019–2024. Adrian juga duduk di Komisi X.

Caleg lainnya Jerry Sambuaga, adalah caleg potensial karena saat ini menjabat Wakil Menteri Perdagangan RI. Jerry yang juga putra politisi kawakan Partai Golkar Theo L Sambuaga pernah duduk di Komisi l DPR RI periode 2015-2019.

Calon potensial Partai Golkar lainnya yaitu Ronny F. Sompie adalah pendatang baru di kancah perpolitikan tanah air. Tapi kiprahnya di dunia kepolisian tak diragukan. Pernah menjabat Kadiv Humas Polri dan Kapolda Bali. Selain itu selama 5 tahun menjadi Dirjen lmigrasi Kemenkumham RI, menjadikan Ronny Sompie, sosok pemimpin yang sudah teruji.

Keinginannya menjadi Caleg DPR RI dapil Sulut karena ingin menyumbangkan pemikiran dan mengembangkan potensi-potensi daerah Sulut yang belum maksimal dilakukan saat ini, terutama di bidang pariwisata. (nico)