Fenomena Efek Digital Menjadi Bahasan Bersama Komunitas Baca di Sampang

by
KMI bersama Kominfo gelar acara Talkshow Bersama Komunitas Baca di Sampang yang digelar di Gedung Nurul Jadid, Garduak, Desa Lepelle, Kecamatan Robatal Sampang, Mandura, Selasa (15/8/2023). (Foto: Humas KMI)

BERITABUANA.CO, SAMPANG – Fenomena efek digital yang merenggut sisi kehidupan manusia, menjadi bahasan serius di acara Talkshow Bersama Komunitas Baca di Sampang yang digelar di Gedung Nurul Jadid, Garduak, Desa Lepelle, Kecamatan Robatal Sampang, Mandura, Selasa (15/8/2023). Ada tiga narasumber mengisi talkshow Cakap Digital yang diselenggarakan Kaukus Muda Indonesia (KMI) bekerjasama Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) RI.

Para narasumber saling membeber fenomena efek digital yang perlu diperhatikan agar tak terjerumus ke hal negatif. Seperti yang disampaikan narasumber Samsuki, praktisi Literasi Digital asli Sampang.

Menurut Samsuki, efek digital sudah banyak makan korban. Banyak orang mengalami ketergantungan dengan alat digital, seperti smartphone. Selain mudah digunakan tanpa mengenal waktu dan tempat.

“Di smartphone juga tersedia banyak aplikasi untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai kebutuhan. Dari smartphone orang bisa beruntung juga bisa celaka,” terang Samsuki mengawali materi yang disampaikan kepada ratusan peserta talkshow.

Samsuki menyebut judi online dan penipuan banyak makan korban karena smartphone. Karena itu, ia menyarankan kepada ratusan peserta agar bijak menggunakan teknologi di era digital, dan tidak larut dengan kemajuan teknologi digital.

“Mari kita membentangi diri dengan cakap digital. Perlu memahami literasi digital. Sebagai orangtua bisa mengawasi dan memandu anak-anak kita,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Dr. Novia Kamalia, Sosiolog dan Founder Literasi Civitas Kotheka, yang melihat fenomena digital dengan ontologi manusia. Menurutnya, salah satu sifat manusia emang senang hal yang mudah, nyaman dan efisien.

Sedangkan kelebihan teknologi digital menawarkan yang emang dimaui manusia, yaitu hal-hal praktis dan instan. Di balik salah satu sifat manusia dan keunggulan teknologi digital ada hal negatif yang perlu diwaspadai, yakni  merongrong jatidiri manusia sebagai mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna.

“Kalau kita tak sadar dengan keunggulan teknologi digital. Psikologi (jiwa) manusia terganggu. Efeknya adalah ketenangan jiwa terganggu. Apalagi terjebak dengan permainan online yang tanpa sadar menghipnotis alam sadar manusia,” paparnya.

Sebagai solusi.DR. Novia menawarkan konsep agama. Apa itu? “Manfaatkan teknologi digital sesuai kebutuhan. Jaga nilai-nilai. Meski berinteraksi digital. Nilai kehidupan perlu dijaga. Seperti jangan menebar kebencian dan bijak menilai orang lain”.

Narasumber terakhir Akhmad Said Hidayat, selaku influencer memaparkan fenomena efek digital dalam kehidupan sosial. Efek digital, meski duduk berdekatan dengan teman karena perhatian terhadap smartphone teman bicara menjadi jauh.

“Fenomena dekat tapi jauh itu, perlu menjadi perhatian bersama agar tak terjebak dengan kecanggihan teknologi. Padahal,

keunggulan teknologi digital bisa dimanfaatkan ke hal yang positif dan bermanfaat untuk kehidupan. Seperti menebar kebaikan, inspirasi, motivasi dengan menjadi youtuber atau tiktoker,” katanya.

Karena itu, Hidayat mengajak peserta dari komunitas baca agar perlu banyak belajar etika digital agar bijak menggunakan berbagai platform media sosial. Sehingga tak menjadikan dunia sosial media sebagai ajang menyebar kebencian dan terpasang dalam kehidupan nyata. (Jimmy)