Pertarungan Pilpres yang Menarik Perhatian

by
Tiga kandidat Capres 2024, Prabowo, Ganjar, dan Anies. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pemilihan umum presiden dan wakil presiden (Pilpres) 2024 semakin menarik perhatian publik. Tiga bakal calon presiden (bacapres), Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan semakin aktif melakukan aksinya. Mereka beratraksi memperkenalkan diri, sekaligus untuk meraih simpati dan dukungan dari masyarakat luas.

Menarik lagi, karena ketiga kandidat ini belum juga mengumumkan bakal calon wakil presiden (bacawapres) masing-masing. Selain itu, posisi Partai Golkar dan  Partai Amanat Nasional (PAN) belum juga menentukan arah politiknya dalam mengusung capres dan cawapres.

Sedikit menggelitik, Golkar, PAN dan PPP lebih awal membangun sebuah koalisi. Tetapi pembicaraan soal capres yang akan diusung tak kunjung ada, sampai akhirnya PPP berlabuh ke PDI Perjuangan.

Berbeda dengan Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat telah berkoalisi mengusung Anies Baswedan sebagai capres, serta PDI P dan PPP telah berkoalisi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres ditambah Partai Gerindra dan PKB, juga telah bersepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai capres. Kemana arah Golkar dan PAN, masih tanda tanya juga. Apa kah akan membentuk poros baru dengan mengusung capres dan cawapres atau bergabung kepada koalisi yang sudah ada, masih ditunggu masyarakat.

Maka tak heran jika saat ini partai-partai politik saling melakukan penjajakan guna menghasilkan sebuah kesepakatan sebelum dibuka pendaftaran capres dan cawapres pada bulan September nanti.

Bilboard AHY-Anies Disejumlah Titik

Masih berkaitan dengan dinamika Pemilu 2024 ini, tiba-tiba beredar foto atau gambar Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY bersama Anies Baswedan yang menggambarkan seolah keduanya adalah pasangan capres dan cawapres.

Foto keduanya dibingkai dalam ukuran Billboard yang dipasang disejumlah titik di jalan strategis di Jakarta. Ditengah bagian atas ada lambang Partai Demokrat dan tulisan besar ‘Perubahan dan Perbaikan Untuk Indonesia Yang Lebih Baik’ di bagian bawahnya.

Pastinya, masyatakat yang melihat Billboard AHY dan Anies Baswedan itu dengan mudah menafsirkan kalau keduanya adalah pasangan capres dan cawapres. Apakah itu suatu sinyal kesepakatan dari Partai Demokrat, Partai NasDem dan PKS, belum jelas juga.

Sampai hari ini, Partai NasDem dan PKS belum buka suara terkait Billboard tersebut. Seperti diketahui, ketiga partai ini telah bersepakat menyerahkan sepenuhnya kepada Anies Baswedan untuk memilih bakal cawapresnya. Rupanya, Anies Baswedan masih menimbang-nimbang hingga belum mengumumkan siapa bakal jadi pasangannya. Masih tanda tanya, apa AHY atau sosok lain, misalnya yang di endors Partai NasDem atau PKS.

Menarik apa yang disampaikan pengamat politik Ujang Komaruddin, seperti apa kans atau peluang dari Anies Baswedan dan AHY jika dipasangkan sebagai capres dan cawapres harus memperhatikan elektabilitas keduanya.

“Elektabilitas Anies berapa dan elektabilitas AHY sebagai cawapres berapa,” kata Ujang yang dihubungi beritabuana.co, Jumat (14/7/2023).

Sebab menurut pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini, indikator yang harus dilihat jika bermaksud meraih kemenangan dalam pilpres adalah seberapa tinggi elektabilitas keduanya.

Apalagi kalau misalnya keputusan Partai NasDem dan PKS tidak seperti keputusan Partai Demokrat, maka belum tentu juga AHY bakal jadi cawapres Anies.

“Kan   masih ada nama lain seperti Yenny Wahid atau Khofifah, meski Khofifah agak berat karena sepertinya mau fokus mau maju cagub,” tambah Ujang.

Hal ini sebut Ujang, menjadi tantangan tersendiri bagi Koalisi Perubahan, sebab nama Yenny Wahid dimunculkan Partai Nasdem dan PKS. Artinya, tinggal bersaing saja Yenny Wahid dengan AHY  siapa yang nanti akan dipilih oleh Anies berdasarkan pertimbangan NasDem-PKS dan Partai Demokrat. “Kalau di internal ada AHY, kalau di eksternal ada Yenny Wahid,” ujarnya.

Sehingga tambah Ujang, jika ingin mengambil bagian dari kaki koalisi, maka yang diambil adalah AHY. Sementara, kalau NU dan suara perempuan, maka yang dipilih adalah Yenny Wahid. (Asim)