Aptika Kominfo Gandeng GMIT Imanuel Edukasi Digital Kepada Masyarakat

by
Ivan Rondo saat memandu kegiatan Pekan Literasi Digital. (Foto: ist)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Pusat gandeng Jemaat GMIT Imanuel Oesao, menyelenggarakan kegiatan Talkshow dan Edukasi digital bagi masyarakat.

Siaran pers Senin (29/5/2023), menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka Pekan Literasi Digital, di Gereja Imanuel Oesao, dengan moderator, Ivan Raymond Rondo, serta Nara sumber  yakni Pdt. John H.D. Nakmofa dan Pdt. Doddi Octavianus.

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kupang diwakili Kabid e-Government, Paul Manafe menjelaskan, pengguna internet di Kabupaten kupang saat sekitar 40 Persen dari total populasi masyarakat.

“Oleh karena itu penting untuk masyarakat pengguna untuk berhati hati, dengan berbagai Hoax dan ujaran kebencian yang beredar di sosial media,” tandas Paul Manafe.

Disampaikannya pula bahwa, internet dapat menciptakan peluang ekonomi bagi UKM dan para milenial, oleh karena itu sangat baik, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kupang sangat apresiasi jika Gereja melalui para Pendetanya, mulai mengambil peran untuk mendorong literasi di lingkup Jemaat.

Mengawali Materinya, Pdt. Doddi Octavianus S.Th. yang juga adalah Ketua Majelis Klasis Kupang Barat, mengakui bahwa Perkembangan teknologi yang luar biasa, ternyata tidak berbanding lurus dengan perkembangan peradaban, tentang bagaimana manusia melihat nilai dari manusia, orang bisa begitu maju dengan teknologi.

“Namun ketika berbicara mengenai manusia, masih ada saling membenci hanya karena perbedaan suku, ras dan agama,” tandasnya.

Menurutnya, Literasi digital yang buruk juga berdampak bagi pembentukan budaya baru; seperti budaya instan, semua serba cepat dan mudah memang baik tetapi kemampuan kognitif akan berkurang, budaya instan akan menghasilkan mental gampang dan malas berpikir dan berusaha.

“Di sisi lain teknologi juga melahirkan budaya baru yaitu budaya komentar. Kita bisa berkomentar apa saja di media sosial, termaksud yang buruk, menebar kebencian, hoax tanpa menyelidiki kebenaran berita tersebut, kita dapat melakukan kejahatan di dunia digital, dengan mudah bisa menebar kebencian, kekerasan verbal sampai pada kekerasan didik,” urainya.

Sedangkan nara sumber kedua, Pdt. John H.D.Nakmofa menegaskan tiga hal penting sebagai Pendeta dan Jemaat GMIT bahwa, selama jarimu masih bergerak bagikanlah kabar kebenaran dan  kebaikan.

“Sebagaimana Alkitab menyebutkan dalam Kisah Para Rasul 1:8 (TB)  Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi,” ujarnya mengutip Alkitab.

Poin kedua, ujar Pdt. John Nakmofa, jangan jadi pembuat kabar hoax atau ikut bagikan sesuatu yg blm pasti kebenarannya,   sebab Firman Tuhan dalam 1Korintus 15:33, Janganlah kamu sesat : Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.

“Yang terakhir, sebagai Pendeta dan Jemaat GMIT wajib untuk tetap konsisten sebagai saksi Tuhan dengan menjaga keselarasan antara kata-kata (audio atau tulisan) dan perbuatan supaya tetap serasi alias omong apa lakukan itu. Tulis apa di medsos lakukan itu,” paparnya.

Talkshow yang dimoderatori oleh Ivan Raymond Rondo Tokoh Muda pariwisata dan Industri kreatif serta pegiat Literasi  dan penggagas digital Ministry ini, sangat interaktif dan berhasil memicu diskusi yang hangat dengan berbagai pertanyaan kritis dari para milenial.

“Internet adalah keniscayaan dan Kreatifitas Digital adalah jalan menuju masa depan. Oleh Karena itu yang harus di lakukan adalah, segera bertransformasi dan membangun perilaku Kristen dalam beradaptasi dan meningkatkan skill set digital bagi para anak muda untuk mengembangkan pelayanan gereja menggunakan tekhnologi,” pungkas Ivan Rondo.

Sementara Ketua Majelis Jemaat Imanuel Oesao, Pdt. Karel de Fretes menyambut baik kerja sama kegiatan Literasi Digital ini.

“Jika para Pendeta tidak mampu beradaptasi sejak sekarang, maka Gereja bukan saja tertinggal, tapi akan ditinggal oleh Jemaatnya di hari esok. Gereja harus mendorong Pemudanya sebagai Laskar digital, untuk membantu dan mengembangkan pelayanan dengan teknologi,” tambahnya.

Pendeta yang dikenal dekat dengan tekhnologi multimedia dan radio ini pun berharap, kegiatan seperti ini bisa  berkelanjutan dan lebih konkrit dalam memberikan pelatihan softskill digital bagi anak muda Gereja.

Tema kegiatan Talkshow dan Edukasi digital bagi masyarakat tersebut, dalam rangka  Pekan Literasi Digital, yang mengambil tema #makinCakapDigital kali dengan topik Melawan Hoax dan Bijak Bermedia Sosial. (*/iir)