Ivan Rondo Jembatani Aspirasi dan Kepentingan Daerah

by
Ivan Rondo saat usai mendaftar sebagai calon anggota DPD RI. (Foto: ist)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Anggota DPD berperan langsung sebagai jembatan aspirasi dan kepentingan daerah dalam perumusan RUU/kebijakan, karena sebagai perwakilan daerah di parlemen. Hal ini yang memotivasi Ivan Raymond Rondo untuk mendaftar sebagai calon anggota DPD RI periode 2024-2029 mendatang.

“DPD juga berperan memberikan saran dan mendorong perspektif daerah kepada DPR dan pemerintah pusat, untuk mengintervensi dan mengkonkritkan program dan anggaran bagi daerah,” ujar Ivan Rondo yang ditemui di Kupang, Kamis (18/5/2023).

“Isu utama daerah sangat terkait dan linear dengan perubahan sosial ekonomi, yang terjadi akibat perubahan global sejak pandemi Covid, perang Rusia- Ukraina, serta resesi ekonomi hampir di seluruh negara di belahan dunia,” jelas Tokoh Muda yang telah berkiprah 18 Tahun di sektor Pariwisata ini.

Dari pandangannya, Ivan Rondo melihat bahwa tiga tahun terakhir ini, pandemi Covid berdampak pada lemahnya pertumbuhan ekonomi akibat menurunnya produktifitas barang dan jasa, juga PHK besar-besaran dan inflasi.

“Pekerjaan rumah terbesar adalah bagaimana daerah bisa bertransformasi dan berkolaborasi, memanfaatkan potensi Sumber Daya menjadi peluang mendongkrak pemulihan dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Dia mencontohkan, dengan membangun partisipasi masyarakat khususnya anak muda, meningkatkan kapasitas lokal dan SDMnya, memanfaatkan Tehnology internet/digital, mendorong kewirausahaan dan membuka lapangan pekerjaan serta menciptakan rantai pasok produk unggulan untuk kebutuhan lokal,nasional maupun ekspor.

“Tuhan sudah anugerahkan potensi alam dan ragam budayanya yang dikenal sebagai Pariwisata. Faktanya, pengembangan pariwisata masih bertumpu pada kegiatan di pihak swasta/bisnis saja dan Pemerintah,” tandas Alumnus Ilmu Tata Negara dan Marketing Komunikasi Undana ini.

Baginya, jika ingin mendorong pariwisata sebagai lokomotif dan pendongkrak serta penggerak ekonomi masyarakat lintas sektor, maka strategi pengembangan pariwisata NTT harus di balik, dimana 80 Persen strateginya harus konkrit berbasis masyarakat Desa/Kelurahan, dengan melibatkan peran, partisipasi aktif dan konkrit juga dari anak muda serta lembaga keagamaan di setiap wilayahnya.

“Dengan pengembangan wisata berbasis masyarakat(desa/Kel) ini maka, masyarakat NTT terutama anak muda, tentu akan jadi lebih kreatif dan punya inisiatif menghasilkan produk barang dan jasa, termasuk memanfaatkan tekhnologi internet untuk terus mengembangkan wisata di daerahnya,” pungkasnya. (iir)