Ternyata Memang Sadis, Putra Bos Narkoba El Chapo Jadikan Lawanya yang Ditangkap Makanan Harimau 

by
Joaquin "El Chapo" Guzman. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Para putra bos kartel narkoba terkenal asal Meksiko, Joaquin Guzman alias El Chapo, dilaporkan  menyiksa para musuhnya dengan cara paling sadis. Mereka menjadikan para pesaingnya sebagai makanan hidup untuk harimau peliharaan.

Kesadisan itu terungkap setelah empat anak El Chapo yang dijuluki ‘Los Chapitos’, yang telah didakwa menjalankan operasi pasokan fentanyl besar ke Amerika Serikat (AS).

Fentanyl itu sendiri adalah opioid sintetik atau jenis narkoba yang 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.

Dari keempat anak El Chapo, seperti dilaporkan Mirror, baru Ovidio Guzman Lopez (33) yang sudah berada di balik jeruji besi setelah ditangkap pada 5 Januari menyusul baku tembak yang menewaskan sedikitnya 29 orang.

Lainnya, seperti yang memimpin kartel Sinaloa, yakni Joaquin Guzman Lopez (36), Jesus Alfredo Guzman Salazar (37), dan Ivan Guzman Salazar (40), masih buron.

Jaksa penuntut di AS mengatakan kerajaan narkoba mereka didorong oleh perusahaan kimia China, di mana para sandera digunakan untuk menguji potensi opioid.

Surat dakwaan dari Distrik Selatan New York menyebut para rival kerajaan narkoba tersebut sering dibawa ke sebuah peternakan milik pemimpin Los Chapitos, Ivan Salazar. Mereka diikat dan disiksa untuk mendapatkan informasi.

Mereka yang gagal untuk bekerja sama langsung dijadikan makanan harimau peliharaan. Baik dalam keadaan masih hidup atau sudah mati.

Diketahui kesadisan para putra El Chapo itu, setelah Departemen Kehakiman mengumumkan pada Jumat dakwaan terhadap lebih dari dua lusin anggota kartel sebagai bagian dari penyelidikan penyelundupan fentanyl.

Jaksa Agung Merrick Garland, di samping kepala Administrasi Pemberantasan Narkoba Anne Milgram dan jaksa tinggi federal lainnya, mengungkap dakwaan di tiga distrik yang ditujukan untuk memukul jaringan global kartel tersebut.

Para terdakwa menjangkau wilayah yang luas dari jaringan manufaktur dan pasokan yang kompleks.

Mereka termasuk warga China dan Guatemala yang dituduh memasok bahan kimia prekursor yang diperlukan untuk membuat fentanyl, serta mereka yang diduga menjalankan laboratorium narkoba di Meksiko dan lainnya yang dituduh menyediakan keamanan, senjata, dan pembiayaan gelap untuk operasi perdagangan narkoba.

Kasus luas muncul ketika AS mengalami krisis overdosis yang menghancurkan sebagian besar oleh keracunan fentanyl. Hampir 107.000 orang Amerika meninggal karena overdosis obat di AS pada 2021, angka yang memecahkan rekor.

Penyitaan fentanil oleh Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS telah meningkat lebih dari 400% sejak 2019, dan penyitaan tahun fiskal ini telah melampaui total penyitaan sepanjang tahun 2022.

Drug Enforcement Administration (DEA) menyebut sebagian besar fentanyl yang diperdagangkan di Amerika Serikat berasal dari kartel Sinaloa. El Chapo sendiri divonis pada 2019 karena menjalankan operasi penyelundupan berskala industri. (Kds)