Nyaris Kehilangan Keuntungan Rp44 Triliunan dari Kontrak Samsung, Google Kembangkan Teknologi AI Miliknya

by
Gedung Google. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Google nyaris kehilangan pendapatan tahunan senilai US$ 3 miliar atau Rp 44 triliun dari kontrak dengan Samsung. Pasalnya, tersiar kabar burung bahwa Samsung mempertimbangkan untuk mengganti layanan mesin pencari default di perangkat mobile-nya. Dari yang selama ini menggunakan Google Search menjadi Microsoft Bing.

Salah satu faktor penyebabnya karena Microsoft Bing sudah menyematkan layanan chatbot AI yang disokong teknologi ChatGPT buatan OpenAI.

Karuan kabar itu membuat Google panik. Karena jika menjadi kenyataan, Google akan kehilangan pendapatan tahunan senilai US$ 3 miliar (Rp 44 triliun) dari kontrak dengan Samsung

Selama ini, mesin pencari Microsoft Bing bertahan di tengah dominasi Google Search. Berkat AI, Microsoft Bing tiba-tiba menjadi pengancam bisnis Google Search yang sudah berdiri selama 25 tahun

Tidak mau tersusul nantinya, Google pun  langsung berinisiatif meningkatkan teknologi AI miliknya. Hal tersebut tercantum dalam dokumen internal yang diakses The Times, dikutip Senin (17/4/2023).

Proyek baru ini dinamai ‘Magi’ dan dikembangkan oleh sekelompok designer, engineer, dan eksekutif yang didedikasikan untuk melakukan pengujian intens. Mesin pencari Google nantinya dikatakan bakal menghadirkan pengalaman pengguna yang jauh lebih terpersonalisasi.

“Tak semua ide yang kami kembangkan akan berakhir sebagai produk untuk dirilis publik. Namun, seperti yang disampaikan sebelumnya, fitur AI akan jadi komponen penting yang kami tambahkan dalam mesin pencari. Kami akan membagikan informasi detilnya dalam waktu dekat,” kata juru bicara Google, Lara Levin.

Miliaran orang menggunakan mesin pencari Google setiap harinya untuk mencari restoran, memahami diagnosa medis, dan mencari informasi lainnya. Perubahan mesin pencari Google dengan AI tentu akan mengubah kebiasaan manusia modern di masa depan.

Semua perubahan ini berkat popularitas ChatGPT yang dirilis pada November lalu. Berawal dari kemampuannya untuk memberikan informasi bagi pengguna dengan bahasa serupa manusia, chatbot AI ini digadang-gadang akan memangkas banyak pekerjaan.

Raksasa teknologi pun berlomba-lomba membuat chatbot serupa. Misalnya Google yang tengah menguji coba publik chatbot Bard.

Namun, Microsoft merupakan yang pertama mengintegrasikan kemampuan chatbot-nya ke mesin pencari. Hal ini langsung membuat bisnisnya tumbuh signifikan.

Google perlu bergerak cepat untuk menyamakan langkah dengan membawa AI ke mesin pencari. Jika sudah rampung, penetrasi penggunaan chatbot AI akan makin meluas karena basis pengguna Google Search saat ini jauh lebih besar ketimbang Microsoft Bing. (Ram)