Dukung Pembangunan IKN, PGI Doakan Agar Berjalan Lancar

by
Suasana pembukaan Sidang MPL - PGI 2023 di Pontianak, Kalimantan Timur, Jumat (27/1/2023). (Foto: Humas PGI)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL-PGI) 2023 yang dimulai Jumat (27/1/2023) di Balikpapan, Kalimantan Timur membahas kemajemukan masyarakat dan kasih persaudaraan. Hal ini sesuai Pikiran Pokok Sidang MPL tahun ini, yaitu “Spiritualitas Keugaharian: Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Adil, Damai dan Makmur dengan Kasih Persaudaraan”.

Ibadah pembukaan sekaligus pembukaan Sidang MPL-PGI oleh  Ketua Umum PGI Pendeta Gomar Gultom ini dilaksanakan  dengan nuansa budaya Dayak yang kental.

Kepala Humas PGI Jeirry Sumampow dalam keterangan tertulis yang diterima beritabuana.co di Jakarta menyebut, Sidang MPL-PGI ini adalah agenda rutin tahunan yang dilakukan dalam terang Pikiran Pokok “Spiritualitas Keugaharian: Mewujudkan Masyarakat Majemuk yang Adil, Damai dan Makmur dengan Kasih Persaudaraan”.

“Dalam terang tema itu, gereja-gereja ingin merumuskan program dan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di tahun 2023,” sebut Jeirry.

Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama, Dr. Jeane Marie Tulung S.Th., M.Pd, dalam sambutannya mewakili Menteri Agama, menyampaikan  tentang pentingnya kasih persaudaraan dalam kemajemukan.

“Kita menyadari bahwa dalam segala perbedaan dan keragaman, kita senantiasa menyadari pula bahwa justru kita penting untuk menyatu dan bersatu,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Ketua PGI Pendeta Bambang Widjaja  mewakili MPH-PGI, menekankan pentingnya menaruh perhatian pada kemajemukan masyarakat dan kasih persaudaraan sesuai Pikiran Pokok Sidang MPL.

“Daerah dimana kita berada ini adalah daerah yang sangat dikenal dalam kasih persaudaraan. Itu tercermin dari keberadaan rumah adat Dayak, yaitu Rumah Betang,” ujarnya.

Bambang Widjaja berharap,  kehadiran kasih persaudaraan yang menjunjung tinggi  kemajemukan, seperti tercermin maknanya di Rumah Betang suku Dayak itu, menjadi spirit dalam rangka pembangunan IKN. Sebab makna itu juga ada di dalam berbagai budaya masyarakat kit di Nusantara ini.

Dia kemudian menyinggung keberadaan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, yang diharapkan nantinya  tetap mencerminkan semangat tersebut. Sehingga walaupun merupakan Ibu Kota Negara, bukan berarti dengan demikian keberadaan IKN menyisihkan masyarakat adat, seperti masyarakat adat Dayak, masyarakat adat Paser, Kutai, Tidung, Banjar dan kelompok-kelompok adat lainnya.

Di bagian lain sambutannya, Bambang Widjaja juga menekankan pentingnya

misi kedamaian dalam kemajemukan dan kasih persaudaraan di tengah tahun politik menuju Pemilu 2024.

“Kita tidak ingin di tahun politik ini identitas menjadi bagian dari percaturan politik atau yang biasa disebut dengan politik identitas. Kita bertekad membangun kesadaran masyarakat, supaya kita dapat menjadikan Pemilu 2024 ini sebagai pesta rakyat, bukan persengketaan diantara rakyat,” tambahnya.

Terkait jaminan kebebasan beragama dan beribadah seperti arahan yang pernah disampaikan Presiden RI Joko Widodo saat Rakornas Kepala Daerah belum lama ini, Bambang Widjaja  menyampaikan harapan peserta persidangan kepada Pemerintah. Hendaknya pinta dia, arahan Presiden Jokowi itu sungguh-sungguh dapat diwujudkan, secara khusus oleh Pemerintah Daerah setempat.

Menurut Jeirry, sidang MPL yang akan berlangsung hingga tanggal 31 Januari ini, dihadiri  lebih dari 300 peserta dan peninjau dari Gereja Anggota, PGIW/SAG dan utusan lembaga mitra PGI serta pejabat Pemerintah Pusat maupun daerah.

Selain agenda persidangan, para pimpinan gereja juga akan mengunjungi lokasi IKN. Kunjungan ini menurut Jeirry dimaksudkan untuk menyatakan dukungan gereja terhadap IKN, sekaligus mendoakan agar proses pembangunan IKN berjalan lancar dan sukses.

Selain itu, para pendeta akan berdoa agar seluruh proses kebangsaan tahun ini berjalan baik dan lancar, termasuk tahapan Pemilu 2024. (Asim)