BERITABUANA.CO, JAKARTA – Analisis politik Ujang Komarudin melihat reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju, tidak bagus dan tidak efektif di sisa waktu masa pemerintahan dua tahun ini. Sehingga timbul pertanyaan alasan melakukan perombakan kabinet.
“Tidak bagus, tidak efektif. Buat apa juga ganti-ganti menteri,” kata Ujang Komarudin yang dihubungi beritabuana.co di Jakarta , Jumat (6/1/2023) menanggapi wacana reshuffle Kabinet Indonesia Maju yang bergulir sejak akhir tahun 2022 hingga di awal tahun 2023.
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah melempar sinyal akan adanya reshuffle meski tidak merinci kapan waktunya dan siapa yang akan terdepak dari kabinet.
Bersamaan dengan menguatnya wacana reshuffle, hubungan PDI Perjuangan dengan Partai NasDem pun memanas. Ketua DPP PDI P Djarot Saiful Hidayat secara terbuka meminta Partai NasDem menarik kadernya dari kabinet pemerintahan Presiden Jokowi.
Djarot juga meminta Presiden Jokowi mengevalusi menteri dari Partai NasDem. Salah satu alasannya adalah karena Partai NasDem yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Karena itu, Ujang Komarudin melihat seandainya Presiden Jokowi merombak kabinnya, intinya hanya mau mengganti menteri dari NasDem, yaitu Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
“Apalagi PDI Perjuangan sudah melempar pernyataan, menteri dari Nasdem perlu dievaluasi, itu indikasi reshuffle itu mengarah ke NasDem. Reshuffle akan menyasar ke NasDem, ini terkait dengan pencapresan Anies Baswedan,” kata pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini.
Meski perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden dan menjadi kewenangan Presiden Joko Widodo, Ujang Komarudin mengingatkan langkah tersebut sudah tidak tepat karena masa pemerintahan Presiden Joko Widodo hanya tinggal dua tahun kurang.
“Ganti menteri sudah tidak efektif, itu tidak bagus, bahkan bisa menambah musuh Joko Widodo,” imbuhnya. (Asim)





