Rusia Ingin Akhiri Perang, Tapi Putin Bilang Ukrainia yang Menolak

by
Presiden Rusia, Vladimir Putin (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, UZBEKISTAN – Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku akan mengakhiri perang di Ukraina sesegera mungkin. Tapi, sayangnya Ukraina menolak bernegosiasi. malah sebaliknya, Kyiv tuding Putin lebih suka cara-cara militer.

Demikian ditegaskan Putin akhir pekan kemarin, saat bertemu muka dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Berdua bertemu dalam konferensi tingkat tinggi Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) di Uzbekistan.

Putin saat itu bertemu, bukan hanya dengan Modi, dia juga bertemu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

“Saya tahu posisi Anda dalam konflik di Ukraina. Kekhawatiran Anda… ,” katanya ke Modi, dikutip dari AFP, Senin (19/9/20220)

“Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengakhiri ini sesegera mungkin,” tambah Putin di KTT yang terselenggara di Uzbekistan itu.

Namun sayangnya, kata Putin, Ukraina menolak bernegosiasi. Kyiv tuding dirinya lebih suka cara-cara militer.

“Pihak lawan, pimpinan Ukraina, yang mengumumkan penolakannya terhadap proses negosiasi,” tegasnya.

“Dan, menyatakan bahwa mereka ingin mencapai tujuannya dengan cara militer, di medan perang,” terangnya lagi.

Modi sendiri mengatakan ke Putin bahwa kini bukan lagi zamannya untuk berperang. Walau demikian, ia tak secara eksplisit mengecam serangan Rusia ke Ukraina.

“Saya tahu waktu hari ini bukan waktu untuk perang,” kata Modi.

Demokrasi, diplomasi dan dialog penting,” tegasnya.

Perlu diketahui India dan Rusia memiliki hubungan lama sejak Perang Dingin. Moskow sejauh ini telah menjadi pemasok senjata terbesar Delhi.

Menurut Business Standard, antara 2016-2020, 49,4% senjata India dibeli dari Rusia. Raksasa Asia berpenduduk 1,4 miliar orang ini juga merupakan konsumen utama minyak Rusia, meningkatkan pembelian dengan potongan harga setelah embargo Barat.

Sebelumnya, Rusia sendiri telah menyerang Ukraina sejak Februari. Tujuh bulan perang bergulir dan belum ada tanda gencatan senjata.

Dalam update terbaru, dikabarkan Rusia mulai kehilangan sejumlah wilayah yang sempat diduduki di Timur dan Selatan Ukraina. Namun intelijen Inggris mengatakan serangan balasan sedan disusun Kremlin. (Kds)