Sejarawan JJ Rizal dan Toto Widyarsono Bahasa Peran MH.Thamrin dalam Festival Jali-Jali 2022

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Peran dan perjuangan pahlawan nasional asal Betawi, Moh.Husni Thamrin yang di masa pergerakan nasional  popular dengan panggilan Mat Seni, dibahas dalam rangkaian Festival Jali-Jali 2022 hari pertama, di Baca Tebet, Jakarta, Rabu (3/8/2022) dengan tema ‘M.H. Thamrin Politisi Jakarta’.

Pembicara dalam diskusi tersebut adalah Toto Widyarsono, penulis Buku Melawan Dalam Volksraad dan Cahaya Di Batavia, mengambil pokok bahasan ‘M.H. Thamrin dalam Persepsi Generasi Sesudahnya: Belajar Politik Yang Bermartabat Darinya’. Lebih lanjut ia menguraikan sepak terjang Thamrin dalam politik perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Menurut Toto, Thamrin merupakan sosok teladan dan memberikan contoh cara berpoitik yang kritis dan tajam namun santun. Thamrin telah tampil tidak hanya sebagai politisi yang handal tetapi juga sebagai pembaharu masyarakat baik di tingkat lokal maupun nasional.

Dikatakan alumnus Sejarah FSUI ini, apa yang perlu dipahami oleh generasi penerus di masa kini adalah bukan upaya  menciptakan mitos ketokohan seseorang, tetapi adalah melihat bagaimana seorang berpikir, mencetuskan gagasan dan bertindak. Itu semua  tergambar dalam kehidupan M.H. Thamrin bagaimana ia mengembangkan diri, berinteraksi dengan masyarakat dan jamannya dan sumbangannya kepada jalannya sejarah.

“Thamrin terbukti telah menjadi politikus yang mampu mengoptimalkan posisinya dalam Dewan Rakyat (Volksraad), tetapi juga telah membawa gerakan nasionalis melangkah jauh sebelum jatuhnya pemerintah Hindia Belanda oleh invasi Jepang,” ujar Toto yang kemudian berkarir di Arsip Nasional Jakarta.

Sementara itu JJ Rizal, sejarawan Indonesia dan pegiat buku sejarah melihat sosok M.H. Thamrin adalah gambaran dari kultur yang selalu dipegang oleh orang Betawi seperti tercermin dalam Rapi-Jali. Itu adalah semacam nilai atau virtue yang selalu dipegang erat khususnya oleh lingkungan keluarga Thamrin dimana ia tumbuh dalam lingkungannya.

Thamrin sebagai seorang politikus tahu pasti apa yang dia perbuat sesuai dengan virtue tersebut. Dahulu Thamrin menghabiskan harta kekayaannya demi untuk menyumbang perjuangan kemerdekaan nasional sekaligus untuk perbaikan sosial.

Lebih lanjut, Rizal membandingkan dengan politisi sekarang yang tampil rapi dalam hal menata materi dan kepentingan sesaat. Thamrin juga dikenal sebagai pembela kaum lemah dan selalu memberikan kritik yang tajam kepada pemerintah kolonial, namun pihak Belanda tak kuasa membendung gagasan dan tindakannya termasuk tuntutan Indonesia Merdeka sekarang juga, karena Thamrin berada dalam sitem yang diciptakan Belanda juga.

Belajar Keteladanan dari Thamrin

Pembicara yang lain yang mewakili generasi muda, Kanti W. Janis merasa perlu untuk melakukan refleksi atas keteladanan M.H. Thamrin dalam politik praktis. Kanti sebagai Ketua Presidium KPPI (Kaukus Perempuan Politik Indonesia) sekaligus Pendiri Baca Di Tebet mengajak siapa saja yang akan terjun ke dunia politik untuk belajar dari keteladanan M.H. Thamrin. Ia tidak saja telah memberikan inspirasi, tetapi juga mengundang kerinduan akan sosok teladan untuk identifikasi diri, khusunya bagi generasi muda. Sungguh susah untuk mencari sosok politikus seperti yang telah dkemukakan oleh dua pembicara terdahulu.

Hadir dan ikut aktif dalam diskusi adalah Dieny Tjokro, seorang pendidik dan mantan Dubes RI untuk Equador. Ia tak lain adalah cucu M.H. Thamrin yang banyak memberikan informasi baru seputar aktivitas kakeknya yang ia peroleh dari ibunya Dietje Zubaidah (satu-satunya puteri M.H. Thamrin). Bahwa Thamrin sangat gigih membela penyelenggaraan keberlangsungan pendidikan di tanah air dan ia pun telah menjunjung nilai-nilai pluralisme sedari awal. (Jimmy)