Para Santri dan Generasi Muda Sumenep Harus Memahami Etika dalam Memanfaatkan Digital

by
Seminar Literasi Digital Santri Sumenep yang digelar Kaukus Muda Indonesia (KMI) dan Kementerian Kominfo bekerjasama dengan PC IPNU Sumenep, pada Kamis 21 Juli 2022 di Gedung Bupatie Hall Sumenep. (Foto: Humas KMI)

BERITABUANA.CO, SUMENEP – Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kadinas Kominfo) Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya berharap kepada para santri dan generasi muda Sumenep agar memahami nilai dan etika dalam memanfaatkan digital, biar tidak terjerat Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).

“Karena seringkali informasi di WA atau FB atau di platform medsos lain, anak muda sekarang langsung ikut share. Padahal informasi itu belum tentu benar,” tutur Ferdiansyah dalam Seminar Literasi Digital Santri Sumenep bertajuk ‘Santri Cakap Digital’ yang digelar Kaukus Muda Indonesia (KMI) dan Kementerian Kominfo bekerjasama dengan PC IPNU Sumenep di Gedung Bupatie Hall Sumenep, Jatim, pada Kamis kemarin (21/7/2022).

Hadir dalam seminar selain Kadiskominfo Sumenep, Ferdiansyah Tetrajayajuga Dosen Instika Dr Damanhuri, Dosen Universitas Bahauddin Mudhary Madura serta praktisi media Dhimam Abror Djuraid.

Melanjutkan pernyataannya, Pak Dian -panggilan akrab Ferdiansyah Tetrajaya- membekali para santri Sumenep dalam menerima informasi untuk terlebih dahulu melakukan cek dan ricek, agar tidak termakan informasi hoax atau bohong. Karena itu, ia berharap kepada para santri dan anak muda Sumenep bisa cakap dalam bermedsos.

“Hindari berita hoax,” imbuh Pak Dian kepada ribuan santri yang mengikuti jalannya seminar.

Kesempatan sama, praktisi media Dhimam Abror Djuraid membagi berbagai tips kepada para santri, agar cakap dalam menggunakan digital. Menurut dia, para santri perlu banyak belajar tentang dunia digital yang telah merasuki semua relung kehidupan.

“Tips ini perlu agar identitas seorang santri yang mengedepankan nilai-nilai religius tak tergerus dengan arus digitalisasi,” ujarnya.

Dhimam mengatakan, revolusi informasi telah mengubah banyak sendi kehidupan manusia, termasuk kehidupan santri. Salah satu contoh yang dialami santri di era digital, adalah yang semula santri membaca informasi melalui literasi konvensional, seperti koran, buku dan majalah, kini sudah jarang atau tak pernah mengakses informasi lewat koran atau majalah.

“Kebanyakan santri sekarang menyerap informasi secara digital. Apakah lewat medsos atau brosing ke mesin pencarian,” sebut Dhimam seraya menambahkan baha fenomena digitalisasi yang telah merasuki dunia santri, perlu dipahami sebagai sebuah tantangan agar identitas santri yang kental dengan pengetahuan agama tak larut pada arus digitalisasi.

Karenanya, Dhimam menyambut positif tema ‘Santri Cakap Digital’ dalam Seminar Literasi Digital Santri Sumenep yang digelar KMI, Kementerian Kominfo yang bekerjasama dengan PC IPNU Sumenep.

“Benar kata panitia. Santri cakap digital perlu bekal sejak dini, biar jati diri santri tetap punya nilai,” pungkas mantan Ketua PWI Jatim ini sembari mengutip berbagai dalil dalam Al-Quran.

Sementara itu, Ketua Kaukus Muda Indonesia (KMI) Edi Homaidi menyebut, kegiatan Literasi Digital Pesantren 2022 dilaksanakan di sejumlah pesantren di Sumenep, sejak tanggal 15, 19, 21, dan terakhir pada Sabtu 23 Juli 2022.

“Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan literasi digital kepada para santri agar bijak dan bertanggungjawab dalam menggunakan internet. Sehingga santri Sumenep cakap berdigital, memiliki kepribadian yang lebih penting dari kecerdasan,” pungkas Edi Homaidi.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia menargetkan pada 2024 sudah 50 juta orang yang sudah mendapat literasi digital. Guna mewujudkan hal tersebut,
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan berbagai stakeholder menggelar Seminar Kegiatan Literasi Cakap Digital. (Jimmy)