Pemuda Hendaknya Menyiapkan Diri Jika Ingin Jadi Pemimpin di Era Digital

by
Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, menghadirkan diskusi #MakinCakapDigital dengan tajuk "Pemuda Sebagai Pemimpin di Era Digital." (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Para pemuda dianggap berpotensi luar biasa besar sebagai calon pemimpin masa depan era digital. Karenanya, harus mempersiapkan diri dengan memahami seluk-beluk maupun tantangan dunia digital.

Untuk menyiapkan itu semua, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, menghadirkan diskusi #MakinCakapDigital dengan tajuk “Pemuda Sebagai Pemimpin di Era Digital.”

Menurut Pandu Digital Indonesia Badge Merah, Muhammad Mikail Karimouv, tantangan utama generasi muda dalam perkembangan digital untuk menjadi seorang pemimpin ialah memastikan tidak hanyut dan menjadi korban dari sisi negatif kemajuan teknologi.

“Selain itu, pemuda berperan penting sebagai subjek pembangunan dan menjadi agen perubahan untuk lingkungannya, melalui partisipasi aktif pemuda dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan,” kata Mikail, dalam diskusi virtual tersebut, Selasa (19/7/2022).

Mikail menilai, parameter seorang pemimpin di era digital ialah mereka yang adaptable terhadap teknologi informasi dan komunikasi, seperti internet, komputer, gadget maupun smartphone. Dan itu semua ada pada pemuda.

Untuk itu, para pemuda harus menyiapkan beberapa hal yakni, vision, communication skill, innovative, dare to take a ris, open minded & critical thinking.

Tak hanya itu, lanjut Mikail, para pemuda juga harus memahami serta memegang erat etika sebagai seorang pemimpin diantaranya, jujur, menjadi teladan, berkeadilan, memahami netiket, bertamartabat penuh hormat, membangun komunitas, bijak mengambil keputusan, dan melayani orang lain.

“Seorang pemimpin, bukan hanya berada di depan untuk menjadi role model oleh anggota-anggotanya. Tetapi, pemimpin juga berada di belakang bersama anggotanya untuk bekerja sama demi hasil yang lebih baik,” kata Mikail.

Sementara Luqman Hakim Bruno, Peneliti Komunitas Digital Kaliopak, lebih mengingatkan para pemuda untuk berhati-hati dalam “berselancar” di ruang digital. Sebab, ruang digital adalah medan terbuka yang memungkinkan semua pihak bebas berekspresi, namun dengan segala konsekuensi dan ancamannya.

Karenanya, tanggung jawab harus menjadi lentara yang menerangi tindakan setiap pemuda supaya tepat dan bijaksana

“Pemuda memiliki energi yang besar, kemampuan belajar dan adaptasi yang akseleratif harus menjadi motor penggerak kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik. Salah satu caranya adalah menjadi pemuda yang berbudaya dan cakap digital,” kata Luqman.

Sedangkan, dosen senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM, Bevaola Kusumasari menjelaskan, mengenai istilah yang dipakai untuk setiap generasi agar masyarakat lebih memahaminya.

Yang disebut generasi Baby Boomers, kata Bevaola, mereka yang lahir antara tahun 1944 sampai 1964, Generasi X kelahiran 1965 -1979, Generasi Y atau Generasi Millenial ialah kelahiran 1980 – 1994. Lalu Generation Z lahir tahun1995 – 2009. Selanjutnya, Generation Alpha lahir antara tahun 2010 – 2024, dan Generation Beta yang akan lahir pada 2025-2039.

Adapun karakteristik generasi Z dan Alpha ini ialah selalu optimis, penduduk asli dunia digital, dan berasal dari keluarga dengan sedikit anak tinggal di perkotaan. (Kds)