Mengenang Tjahjo Kumolo, Politisi Sederhana dan Bersahaja

by
Tjahjo Kumolo.
Andoes Simbolon.

Oleh: Andoes Simbolon

MENTERI Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN/RB) Tjahyo Kumolo meninggal dunia hari Jumat (1/7/2022) siang di Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat. Tjahjo menghembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa lama di rawat akibat infeksi paru-paru.

Jenazah almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta sore harinya secara militer, dengan inspektur upacara Menteri Sekretaris Negara (Mensesnwg) Pratikno.

Sahabat dan keluarga almarhum terkejut dan berduka mendengar kepergian Tjahjo Kumolo. Banyak kenangan indah yang ditinggal semasa hidupnya. Almarhum Tjahjo Kumolo dikenang sebagai orang yang bersahaja dan sederhana. Ketika menjabat menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembawaannya yang sederhana itu tidak berubah.

“Satu hal diingat tentang beliau, beliau adalah orang yang ramah, tidak sombong. Ketika bertemu dengan beliau dalam momen tertentu, beliau selalu menunjukkan sikap bersahaja,” ucap tokoh pemuda yang pernah menjadi pengurus Presidium GMNI dan pengurus DPP KNPI, Silvester Mbete melalui akun facebooknya.

Kesederhanaan Tjahjo Kumolo juga terlihat pada suatu saat saya terjebak macet di sebuah ruas jalan di kawasan Menteng, menuju arah Jalan Sudirman. Dibawah terik panas matahari, motor yang saya kendarai berhenti di lampu merah. Kendaraan roda dua dan roda empat begitu padat, di kiri dan disebelah.maupun dibelakang.

Ditengah kemacetan dan suara deru kendaraan, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil nama saya. Mungkin karena belum saya tahu, seseorang tadi kembali memanggil. Baru kemudian saya menoleh ke sebelah kanan. Betapa terkejutnya, ketika mengetahui yang memanggil itu adalah Aryo Adi, staf pribadi merangkap ajudan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang duduk disebelah sopir. Adi, begitu dia biasa disapa, tersenyum setelah membuka jendela mobil dinas itu dan melambaikan tangan ke arah saya.

Dengan senang hati, saya membalas sambil melambai tangan. Dari motor, saya masih sempat bertanya “ada bapak?”. Dari dalam mobil itu, Adi mengangguk sambil memberi kode kalau bos nya itu duduk di belakang. Samar-samar, saya melihat almarhum Tjahjo Kumolo sempat melambaikan tangannya dari balik kaca mobil berwarna hitam itu.
Setelah lampu hijau, kendaraan yang berhenti di lampu merah tadi kemudian bergerak perlahan, termasuk mobil dinas yang ditumpangi Aryo Adi dan almarhum Tjahjo Kumolo.

Aryo Adi yang sejak lama sudah menjadi stafnya almarhum kembali melambaikan tangannya. Dari belakang, saya melihat stiker Bung Karno ditempel di kaca belakang mobil dinasnya itu.

Saya memang sudah mengenal almarhum sejak menjadi Anggota DPR RI dari Fraksi PDI Pernjangan tahun 1999. Sebagai wartawan yang bertugas di Gedung DPR RI, saya dan wartawan lain sering mewawancarai Tjahjo Kumolo. Dengan demikian, perkenalan saya dengan wartawan lainnya sudah begitu baik, terlebih karena almarhum termasuk seorang Anggota DPR RI yang terbuka untuk diwawancarai.

Secara khusus, perkenalan saya dengan almarhum Tjahjo Kumolo semakin terjalin ketika sama-sama mengikuti kunjungan kerja suami Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri, yaitu almarhum Taufiq Kiemas ke Malaysia sekitar tahun 2000. Setelah itu, saat dia menjadi Ketua Fraksi PDI P DPR RI, saya beberapa kali ke ruangan kerjanya di lantai 7 untuk wawancara maupun untuk sekedar ngobrol politik.

Dari pengalaman tersebut, Tjahjo Kumolo memang seorang politikus yang bersahaja, terbuka dan tidak memilah-milah latar belakang seseorang. Bicaranya tetap menjaga kesantunan, lembut dan pembicaraannya mudah dimengerti. Setiap kali menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi II DPR RI, saya mengusahakan untuk menemui dia di saat istirahat rapat dan menyapanya. Senyum khasnya tak pernah lepas dalam setiap pertemuan.

Saat berita meninggal dunia Tjahjo Kumolo, pada Jumat siang merebak, saya seakan tidak percaya. Pasalnya, sejumlah politisi PDI P beberapa hari sebelumnya masih memberi keterangan tentang kondisi kesehatan Tjahjo Kumolo yang sudah semakin membaik dan hanya perlu lebih banyak beristirahat. Ternyata Tjahjo Kumolo benar sudah meninggal dunia setelah begitu banyak media online memberitakannya.

Selamat jalan Mas Tjahjo, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengampuni segala dosa dan kesalahan semasa hidup, dan diberikan tempat yang mulia disisi Allah SWT di surga. Amin. ***