Jelang Idul Adha, Distribusi Lewat Tol Laut Hindari Sapi Terjangkit PMK

by
Kapal Ternak Cemara Nusantara, tengah bertolak dari Bima via Kupang mengangkut 550 ekor sapi tujuan Pelabuhan Tg. Priok, Jakarta. (foto: Ist).

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kementerian Perhubungan memastikan keamanan dan keselamatan pengiriman sapi dengan Kapal Ternak (Tol Laut) lebih terjamin dan sehat meski di tengah pandemi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Para pemilik sapi dianjurkan untuk mengirimkan ternaknya dengan kapal tol laut dalam hal ini pemanfaatan kapal ternak guna mengurangi risiko penyebaran virus PMK lewat kontak di jalur darat,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt Mugen Sartoto dalam keterangan persnya, Jumat (27/5/2022).

Menurutnya, proses pengiriman hewan ternak terutama menjelang Idul Adha dipastikan akan mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penularan virus PMK harus diwaspadai. “Wilayah asal ternak dari NTB dan NTT dan wilayah tujuan Tanjung Priok dan Jawa Tengah dianjurkan menggunakan Tol Laut agar tidak melewati wilayah Jawa Timur yang menjadi wilayah pandemi PMK,” tutur Capt. Mugen.

Ditengah pandemi penyakit mulut dan kuku ini, ungkapnya lagi, Kapal Angkutan Khusus ternak tetap beroperasi seperti biasa. Saat ini Kapal Ternak tengah mengangkut 550 ekor sapi yang berasal dari Bima dan Kupang yang akan dibongkar di Pelabuhan Tj. Priok.

Dukatakan, muatan ternak sapi yang diangkut dengan kapal angkutan khusus ternak sudah melalui tahapan karantina selama 14 hari di pelabuhan muat, dan sudah mendapatkan Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) yg dikeluarkan oleh Badan Karantina Daerah. Sehingga hewan ternak yang diangkut benar-benar sehat dan bebas dari wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

“Pada prinsipnya Kemenhub akan menyiapkan sarana angkutnya dalam hal ini kapal khusus ternak. Terkait dengan prosedur masa pandemi dilakukan oleh badan karantina. Kita akan mengangkut ternak yang sudah dinyatakan bebas dari PMK oleh pihak karantina hewan sesuai penetapan yang dilakukan oleh dinas peternakan provinsi,” papar Capt. Mugen.

Untuk itu, tambahnya, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan unit kapal ternak yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk mengangkut ternak dengan mengutamakan kesehatan hewan.

“Dalam hal penentuan pelabuhan singgah Kementerian Perhubungan mendapatkan rekomendasi untuk dijadikan trayek dari Kementerian Pertanian berdasar usulan Provinsi di seluruh Indonesia,” terang Capt. Mugen.

Pada prinsipnya, ucapnya lagi, Kementerian Perhubungan akan selalu berupaya untuk menyiapkan armada kapal ternak agar siap jika akan digunakan distribusi ternak dari berbagai wilayah sesuai permintaan Kementerian Pertanian.

Ia menyebutkan, berdasarkan informasi yang diterima dari Kementerian Pertanian dan Sub Koordinator Substansi Pengawasan dan Penindakan, Balai Karantina Pertanian Semarang, diketahui jika pemilihan jalur tol laut jadi sarana yang relatif aman untuk menghindari potensi hewan kurban tertular penyakit mulut dan kuku.

“Jalur laut dinilai lebih aman bagi hewan ternak karena dapat meminimalisir kontak fisik dibanding jika dikirim lewat jalur darat. Jadi, proses pengiriman hewan ternak tujuan Jawa Tengah tidak perlu melewati daerah Jawa Timur yang saat ini tengah menjadi episentrum wabah sehingga virus PMK yang ada di Jawa Timur juga tidak akan terbawa sampai ke Jawa Tengah karena tidak ada kontak fisik di darat,” tutup Capt. Mugen. (Yus)