Alinea Gelar Tribute To Richard Oh

by
Perhimpunan penulis Alinea menggelar acara dengan tema 'Tribute To Richard Oh', dengan moderator sekaligus penulis Dee Lastari. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Untuk mengenang aktor, sutradara, penulis, dan sastrawan Indonesia, Richard Oh, perhimpunan penulis Alinea menggelar acara dengan tema ‘Tribute To Richard Oh’, dengan penutur Dee Lestari (novelis), Joko Pinurbo (penyair), Hikmat Darmawan (kritikus film), dengan host, Ni Made Purnamasari, via zoom, Sabtu (23/04/2022).

Dalam acara ini juga tampil mengungkapkan testimoninya, istri Richard Oh, Pratiwi Juliani.

Sekretaris Presidium Aline, Sekar Chamdy membacakan proful Richard Oh (RO). Lalu pembacaan puisi Octavio Paz dan pembacaan sajak dan doa oleh Warih Wisatsana.

Dalam kancah budaya dan literasi, Richard Oh dikenal sebagai pendiri penerbit Metafora, Jurnal Prosa, dan Jakarta Review Book. Dia juga perintis ajang penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa (sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award) bersama Takeshi Ichiki.

Ketua Presidium Alinea Prof. A. Margana, dalam sambutannya mengatakan, mengenang kembali sahabat dan saudara seprofesi, Mas Richard Oh. Kabar yang membuat kita semua sedih. Kita senang Alinea segera memiliki inisiatif, apa siapa beliau, dan apa yang diberikan kepada kita semua. Reputasi beliau. Semua sudah pasti mengenal beliau dengan sangat baik.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih atas inisiatif ini. Terima kasih Mas Jokpin yang bersedia memberikan kesaksian atas Mas Richard, Mbak Dewi Lestari, Mas Hikmat Darmawan, Mbak Pratiwi—terima kasih bersedia hadirdi kesempatan ini.Kita semua mengucapkan berbela sungkawa.Terima kasih Mbak Made memimpin acara hari ini mengenang Mas Richard,” ungkap Margana.

Karena ada berbagai hal, suasana duka, Mbak Pratiwi berhalangan untuk hadir. Namun ini tidka menyurutkan rasa kekeluargaan. Mbak Pratiwi menyampaikan beberapa testimoni yang akan dibacakan Mbak Debra H Yatim.

“Seminggu setelah Richard pergi saya refleks mengambil telpon dan meneleponnya. Itu menyadarkan saya. Saya kembali ke kampung saya untuk menguburkan suami saya. Saat itu saya menyadari kehilangan cinta, sumber pengetahuan, seni, sastra, perspektif pengetahuan, film,” katanya.

Lebih lanjut lagi, Mbak Debra mengatakan, begitu banyak kenangan baik. Jejak. Wawasan orang yang bersentuhan dengannya. “Dunia ini telah lazim bahwa manusia banyak menerima bunga setelah dia mati. Perkataan saya sebelum peti ditutup, pergilah dan berbahagia. Saya mencintai kamu selamanya, selamalamanya,” katanya menirukan testimony Pratiwi.

Penulis Dee Lestari mengungkapkan testimoninya. “Waktu saya pergi ke rumah duka, ada beberapa teman yang menanyakan kok teman-teman sastrawan tidak kelihatan, sementara yang mendominasi teman film. Pertama sangat mendadak (kepergian RO). Tempatnya berjauhan. Rumah duka di Bintaro, rumah saya kebetulan tidak jauh, jadi saya bisa hadir,” katanya.

Dee mengamati, RO itu di mana dia sedang terjun dan tenggelam di sanalah ia melebarkan sayapnya. Terakhir, dia aktif di dunia perfilman. Dunia RO tidak sebatas film, ada penulis.

“Saya bertemu Eka Kurniawan. Itu sudah malam sekali. Konon masih banyak yang berdatangan. Ada dari periklanan. RO luar biasa. Dikenal sebagai senior di dunia periklanan. Saya kenal RO ketika ada QB. QB di jalan Sunda, Sarinah. Lokasinya dekat dengan stasiun Gambir. Tempat pertama yang saya datangi RO,” ungkapnya.

Menurut Dee, RO sangat jujur dan terbuka. Sampai hari inilah sangat dihargai. Mau dimana pun. Mau bertemu duta besar, pejabat, CEO, dia tetap hadir sebagai RO. Bagi saya beliau seperti seorang Abang. Waktu saya di Jakarta belum punya basis RO bahkan sampai menemani saya beli furniture. Entah bagaimana, diaorangnya sangat spontan.

“Saya juga hadir ketika Richard merilis pertama kali Khatulistiwa Literary Award. 2001 industri buku belum menggeliat seperti sekarang. Book signing di Atrium Plaza Senayan. Ia dekat dengan Takeshi Ichiki, Dirut Plaza Senayan yang jadi sponsor bertahun-tahun. Itu belum pernah terjadi sebelumnya, orang mengantri disebuah mall untuk acara buku,” kata Dee.

Sosok Legendari

Kritikus film Hikmat Darwaman mengatakan, RO sosok legendaris di kalangan literasi. Intensitas RO masih di sastra. Ada 3 fase. Advertising, sampai tahun 1990-an. Ke-QB. Sesudah 1998-2000. Lalu ada periode film. Jejak atau peran RO di dunia literasi. Jakarta saya batasi. Gelombangnya yang bisa dilacak ke Indonesia,Kusala. Toko Buku QB itu di jalan Sunda.

“Di pertengahan 2000-an saya menjadi manajer MP Book Poin. MP Book Poin itu, Haidar gemes karena lihat QB. Pojokannya. Lihat mall itu tiba-tiba berbudaya. Di QB kebijakannya tidak memplastikkan buku. Richard juga suka nongkrong di situ,” ungkap Hikmat.

Hikmat mengatakan, orang lain membuat toko buku sebagai stok seolah toko kelontong.Toko buku QB itu sebagai ruang bersama. Banyak buku filsafat dan sastra. Kebayang gak dampaknya buat ruang pikir kita sebagai penulis. Ada tempat untuk mengakses pengetahuan. Orang yang seneng buku dialem. Dia punya penghargaan lebih kepada orang yang nanya buku.

Sedangkan penyair Joko Pinurbo atau Jokpin mengatakan dirinya jarang bertemu RO. Saya sempat bertemu beberapa kali di Jakarta, di Plaza Senayan, di QB, di RR, di apartemen Mas Nugroho Suksmanto, lalu di Ubud. RO energinya begitu besar bisa menarik seseorang dekat dengan dia.

“Saya merasa seakan bertemu teman lama yang sudah sangat dikenal. Dia punya energy positif luar biasa. Ada sisi lain yang melampaui seni dan sastra, khsuusnya hubungan kemanusiaan antar pribadi. Saya pengarang dari daerah. Kalau pun di Jakarta saya tidak menjamin akan dekat dengan beliau. Di Yogya pun saya jarang bertemu seniman,” papar Jokpin.

Disebutkan juga, kualitas pribadi RO saya kenal dari Wien Muldian. Bicara Wien, bicara Kusala Sastra Khatulistiwa. Kebetulan waktu itu karya saya bersama buku Dee, masuk 5 besar tahun 2002. Saya pertama kali kenal RO. Penulisan belum dibagi dua kategori seperti sekarang. Beberapa tahun pertama tidak ada pembagianpuisi prosa.

Kesaksian lain diungkapkan Debra Yatim. Disebutkan, dirinya kenal RO di QB. Dia orang gila. Yang belum disentuh 3 sharer tadi, kuncinya RO, jantungnya, diaadalah seorang manajer. Dia punya biro iklan yang sukses. Dia terjemahkan ke dalam sastra.

“Saya moderator MC KLA selama itu, sampai pindah jadi Kusala. MC-nya pun honornya gede. Itu highlight dari saya. Saya tidak dapat hadiah sastra tapi saya dapat duitdari Richard. Hadiah tahun pertama: a. dapat uang besar b. pergi ke Inggris kerja sama dengan British Council c. Pulpen Mont Blanc,” ucap Debra. (Jimmy)