Stok Terbatas, Harga Minyak Goreng Mencekik Warga di Kepsul

by
Ilustrasi. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, KEPULAUAN SULA – Mulai dari Kelangkaan stok hingga harga minyak goreng di Maluku Utara mulai terasa di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara. Jika pun ada minyak goreng, harganya  mencekik. Padahal sebelum-sebelumnya harga masih normal.

Penelusuran www.beritabuana.co, tahun 2021 lalu harga minyak goreng per liter masih dianggap normal oleh masyarakat. Namun, ketika memasuki 2022 saat ini malah bertambah naik terus menerus.

Sebelumnya, harga minyak goreng per liter di Kepulauan Sula Rp12. 000 ribu, sementara untuk 2022 naik menjadi Rp14.000 – Rp16. 000 ribu perliter.

“Ini artinya membuat kami masyarakat sekaligus selaku pedagang kecil juga merasa sulit untuk memperoleh minyak goreng di agen yang ada di Kepulauan Sula. Kami kasihan masyarakat yang belanja karena setiap kali beli pasti harganya sudah berubah dan itu terus terjadi saat ini, ” ungkap Daeang Arifin, pedagang sembako yang diminta komentarnya, Jumat (11/3/2022).

Entah penyebabnya seperti apa, tambah Daeng Arifin, hingga sampai saat ini mereka belum mengetahui permasalahannya.

“Jujur saja ya, kami pedagang sembako kecil juga bingung dengan harga minyak goreng saat ini, karena seminggu saja harga minyak goreng terus melonjak, apakah stoknya atau apa kami juga tidak mengerti,” tutur Arifin.

Harapannya semoga Pemerintah Kabupaten Kepulaun Sula melalui Dinas Prindagkop bisa memberi solusi untuk mereka.

Baik itu solusi berupa menekan harga bagi pengusaha sembako dilevel agen, maupun dapat menyediakan stok minyak goreng sesuai kebutuhan masyarakat Kepulauan Sula.

“Hanya dua hal yang hendak menjadi harapan kami yakni, pertama, Dinas Prindagkop ambil langkah strategis agar dapat mengatur pasaran minyak goreng bagi pelaku usaha dilevel agen. Kemudian, menemukan formula baru sehingga bisa menyediakan stok sesuai kebutuhan masyarakat di Sula,” harap Arifin.

Selain itu, menurut salah seorang agen yang enggan namanya dipublis mengungkapkan, sebenarnya mereka tak ingin naikkan harga minyak goreng. Hanya saja saat mereka membeli dari Manado harganya juga naik.

“Jadi mau tidak mau kami juga harus naikan harga perliter di atas 15-16 ribu,” pungkas dia.

Hal ini juga bukan saja dirasakan oleh sejumlah pedagang sembako namun terasa hingga kalangan masyarakat bawah, “anehnya harga minyak goreng setiap kali kami berbelanja pasti naik 2 ribu sampai 3 ribu perliter,” ungkap Baida seorang warga yang sedang berbelanja di pasar.

Hingga berita ini dipublis Kadis Prindagkop, Jena Tidore belum juga memberi tanggapan soal kelangkaan dan harga minyak goreng yang melonjak saat ini di Kepulaun Sula. (KS).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *