BERITABUANA.CO, KUPANG – Dilihat dari sisi pengeluaran, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT menetapkan, ekonomi Provinsi NTT pada tahun 2021 terhadap tahun 2020 tumbuh positif sebesar 2,51 persen.
“Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit Yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) sebesar 6,61 Persen,” jelas Plt. Kepala BPS Provinsi NTT, Adi Manafe saat jumpa pers virtual, Senin (7/2/2022).
Setelah itu, tegas Adi Manafe, diikuti oleh Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 4,79 Persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) sebesar 1,58 Persen.
“Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi, komponen PMTB merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,16 Persen, diikuti Komponen PK-RT sebesar 1,21 Persen,” papar Adi Manafe.
Menurut Adi Manafe, pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan perbandingan antara Triwulan I-IV Tahun 2021 terhadap Triwulan I-IV Tahun 2020 (c-to-c).
Sedangkan pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2021 Terhadap Triwulan IV Tahun 2020 (y-on-y), ujar Adi Manafe, tetap tumbuh positif yakni sebesar 3,10 Persen.
“Bila dilihat dari sisi pengeluaran, beberapa komponen mampu tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PK-LNPRT, sebesar 14,92 Persen, diikuti oleh Komponen PMTB sebesar 10,95 Persen dan Komponen PK-RT sebesar 4,88 Persen,” urai Adi Manafe.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi NTT
triwulan IV-2021 (y-on-y), tambah Adi Manafe, Komponen PMTB merupakan komponen dengan sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 4,99 Persen, diikuti Komponen PK-RT sebesar 3,63 Persen.
“Struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku Triwulan IV-2021, tidak menunjukkan perubahan yang berarti,” jelas Adi Manafe.
Diakui Adi Manafe, aktivitas permintaan akhir masih didominasi oleh Komponen PK-RT sebesar 68,95 Persen, yang mencakup lebih dari separuh PDRB NTT.
“Komponen lainnya yang memiliki peranan besar terhadap PDRB NTT secara berturut-turut adalah PMTB (49,66 Persen), Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (34,81 Persen),” tambahna.
Lalu, kata Adi Manafe komponen Ekspor (7,55 Persen), dan Pengeluaran
Konsumsi LNPRT (3,59 Persen).
“Sementara Komponen Impor Barang dan Jasa, sebagai faktor pengurang dalam PDRB memiliki peran sebesar 65,57 Persen,” pungkasnya. (iir)
