Peringati Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan, JPIT Luncurkan Buku

by
Koordinator Penelitian Buku JPIT, Lian Gogali saat memberikan keterangan pers secara virtual

BERITABUANA.CO, KUPANG – Jaringan Perkumpulan Perempuan Indonesia Timur (JPIT) akan kembali meluncurkan buku dengan judul Tuturan Perempuan Korban dan Penyintas Konflik dan Perdamaian di Poso, Ambon dan juga di Atambua.

“Buku ini kami luncurkan, dalam rangka memperingati 16 hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, yang biasanya kita selenggarakan setiap tanggal 25 November – 10 Desember,” jelas Koordinator Penelitian Buku JPIT, Lian Gogali dalam jumpa pers secara virtual, Minggu (28/11/2021) malam.

Diakui Lian Gogali yang juga aktivis Perempuan dan Perdamaian ini bahwa, dalam mendokumentasikan buku tersebut memerlukan proses yang sangat panjang, dimulai dari tahun 2014-2020.

“Ada 125 nara sumber yang kami temui, yang merupakan perempuan korban dan juga penyintas konflik, yang berasal dari ketiga wilayah tersebut,” tandasnya.

Pihaknya bersama tim peneliti lainnya, menelusuri peran perempuan sebagai akar rumput maupun tokoh agama dan budaya, dalam komunitas yang mengalami konflik di wilayah Indonesia Timur.

“Di Poso dan Ambon memang pernah mengalami konflik bernuansa agama, sedangkan di Atambua masih merasakan dampak dari konflik bersenjata bertahun-tahun di Timor Leste yang bernuansa politik,” kata Lian Gogali.

Dikatakan Lian Gogali, dari kisah yang ada di buku ini, dapat sebuah pelajaran, bahwa pada saat konflik maupun pasca konflik, perempuan harus memikul beban ganda, dengan dampak psikologis yang berat, namun perempuan yang menjembatani antara komunitas-komunitas yang bertikai. Atau sebaliknya, menjadi subjek yang terburuk situasi konflik tersebut.

Sedangkan Badan Pengurus JPIT NTT, Yeti Leyloh mengutarakan, sebelum buku Tuturan Perempuan Korban dan Penyintas Konflik dan Perdamaian di Poso, Ambon dan juga di Atambua ini, JPIT telah meluncurkan beberapa buku, diantaranya Memori-Memori Terlarang, Perempuan Di Garis Terdepan, dan Bintang Berekor di Langit Timur.

“Untuk buku yang terbaru ini, kami akan luncur dan bedah pada Senin (29/11/2021) secara virtual juga, mengingat para nara sumber berada di tempat yang berbeda dan sulit untuk berkumpul,” tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Sinode GMIT NTT, Pdt. Merry Kolimon bahwa empat nara sumber yang akan membedah buku terbitan terbaru JPIT tersebut, berada pada tempat dan waktu yang berbeda, sehingga akan berlangsung secara virtual.

“Mereka tidak ada di Kupang, tetapi ada yang di Jakarta, Inggris sehingga harus menyesuaikan waktu dengan baik,” tambahnya.

Diakui Merry Kolimon, para nara sumber yang ada dalam buku tersebut merupakan perempuan lintas agama, dan mereka merasakan beban terhadap konflik yang dialaminya. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *