Pengamat Sarankan Presiden Segera Cari Pengganti Fadjroel

by
Pakar Komunikasi Politik dai UPH, DR Emrus. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing menyatakan, kedudukan dan posisi juru bicara (Jubir) presiden yang strategis dalam sistem pemerintahan demokrasi seperti Indonesia. Karena itu dia menyarankan Presiden Joko Widodo (Jokowi), supaya lebih cepat mencari pengganti Fadjroel Rachman yang telah dilantik sebagai Dubes RI untuk Kazakhstan.

“Lebih cepat lebih baik, jangan dibiarkan terlalu lama kosong, apalagi sampai ditiadakan,” kata Emrus menjawab beritabuana.co di Jakarta, Selasa(26/10/2021).

Seperti diketahui, jubir Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman dilantik bersama sejumlah tokoh sebagai Dubes RI untuk beberapa negara. Pelantikan Fadjroel sebagai Dubes RI untuk Kazakhstan meninggalkan kekosongan jubir yang diemban Fadjroel dalam periode kedua Presiden Jokowi.

Emrus mengaku tak setuju bila ada yang menyatakan posisi jubir presiden dikosongkan. Sebaliknya dia menegaskan, jubir presiden tidak boleh kosong. Sebagai negara demokrasi kata Emrus, segala program dan kebijakan pemerintah yang dipimpin Presiden Jokowi harus diketahui oleh masyarakat.

Dengan demikian sambung dia, semua lapisan masyarakat sadar dan mengetahui semua program dan kebijakan pemerintah tersebut melalui jubir presiden.

Jubir kata Emrus adalah bagian dari komunikasi. Dalam hal ini menjembatani berbagai kepentingan yang bisa menyatukan.

“Tentu saja hal tersebut bisa menimbulkan dukungan dari publik,” kata Dosen Universitas Pelita Harapan ini.

Karena itu tambah Emrus, posisi jubir presiden tak boleh kosong karena keberadaannya begitu penting.

Mengenai jubir Presiden Jokowi pengganti Fadjroel Rachman, Emrus menyatakan kriterianya sebagai seorang komunikator yang handal tetapi bukan seorang politikus atau dari partai politik. Beberapa nama yang beredar saat ini disebut Emrus tidak tepat karena berasal dari partai.

“Mereka itu justru lebih tepat kalau ditunjuk sebagai menteri. Minimal S 1 Ilmu Komunikasi, lebih bagus lagi kalau latar belakang akademiknya S2 atau S3 tetapi orangnya sudah dikenal di ruang publik, karena dia akan menjadi sumber berita kawan-kawan wartawan,” kata Emrus. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *