Disiplin 5M dan 3T Wajib, Mengantisipasi Covid Meninggi, Terjadi Gelombang Tiga

by
Anggota Komisi IX DPR RI dari F-PKS, Kurniasih Mufidayati. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati mengingatkan, melandainya kasus konfirmasi positif di Indonesia harus dipertahankan dengan tetap menjaga protokol 5M bagi masyarakat dan 3T bagi pemerintah.

5 M dimaksud adalah, muncuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Sedang 3T, Testing,Tracing, dan Treatment.

5M, jelas, Mufida, menjadi tanggung jawab masyarakat. Dan harus dilakukan dengan disiplin yang tinggi oleh seluruh warga negara. Sementara, untuk  3T  hendaknya dilakukan oleh otoritas terkait untuk melakukan pengujian, pelacakan, kemudian tindakan pengobatan atau perawatan kepada orang yang terpapar virus tersebut.

Testing untuk mencari kasus positif dari orang yang bergejala bisa jadi menurun seiring menurunnya kasus. Juga untuk mencari kontak erat dan testing acak untuk mencari kasus konfirmasi tidak boleh kendur karena angka konfirmasi harian kita masih ada, bukan 0,” ujarnya Mufida di Gedung DPR RI, Selasa (19/10/2021).

Mufida juga mengingatkan bahwa potensi gelombang ketiga yang diprediksi bisa terjadi pada akhir tahun seiring pelonggaran pembatasan pada Agustus.

Menurutnya, potensi itu harus dicegah secara sungguh-sungguh oleh pemerintah, dan 3T menjadi salah satu kunci untuk mengetahui potensi terjadinya kenaikan angka kasus positif. Disamping juga terus melakukan vaksinasi kepada masyarakat yang belum di vaksin.

Mufida mengaku sama sekali tidak mengharapkan adanya gelombang ketiga COVID-19. Namun, semuanya harus belajar dari hantaman gelombang kedua pada Juni-Juli lalu.

“Jadi perlu disiapkan skenario matang jika terjadi hantaman gelombang ketiga,” ujarnya.

Karena, katanya, para ahli sudah banyak yang memprediksi adanya gelombang ketiga.”Terjadi atau tidak yang jelas wajib disiapkan segala antisipasinya,” pintanya.

Kemudian juga harus dipastikan adanya stok obat, stok bed perawatan, stok oksigen dan ketersediaan tempat karantina terpusat. Menurutnya, kesiapan ini sebagai bentuk antisipasi munculnya gelombang-gelombang berikutnya. Sebab, banyak negara yang sudah mengalami serangan gelombang ketiga.

“Antisipasi wajib dilakukan dengan tetap agresif dalam pelaksanaan vaksinasi terutama di wilayah yang sulit akses dan dipastikan adanya supply chain vaksinasi yang adil dan merata di semua daerah,” pungkasnya. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *