Anak-anak Bukit Duri Makin Mengemal Bahasa Prancis dan Inggris

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anak-anak yang tinggal di kawasan padat penduduk di Bukit Duri Tanjakan, khususnya yang tak jauh dari bantaran Sungai Ciliwung, makin mengenal bahasa Inggris dan Prancis. Ini tak lain karena adanya program pengabdian masyarakat oleh sejumlah dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dalam beberapa kali pertemuan di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita.

“Pada pengabdian masyarakat kali ini, proses belajar dibagi dua bagian. Pelajaran pengenalan bahasa Inggris di berikan di dalam rumah yakni di TBM, sedangkan pengenalan bahasa Prancis dilakukan di luar ruang, tepatnya di sebuah saung di dekat tanggul Sungai Ciliwung,” ujar Koordinator Program Studi Bahasa Prancis, Subur Ismail, yang memimpin rombongan dosen dalam pengabdian masyarakat di TBM Bukit Duri Bercerita, Jumat (1/10/2021) petang.

Subur Ismail mengatakan, proses pengenalan bahasa Prancis di tengah masyarakat kelas menengah ke bawah punya arti sangat dalam. Sebab anak-anak sejak dini mengetahui bahasa ini, bahkan saat pembelajaran berlangsung, memancing masyarakat sekitar yang menyaksikan ingin tahu soal bahasa Prancis yang merupakan bahasa dunia.

“Kami berharap, kegiatan seperti ini akan terus berlanjut dan anak-anak semakin bersemangat membaca dan belajar bahasa asing, khususnya bahasa Prancis, juga Inggris,” ujar Subur.

Peran yang penting juga dilakukan pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih. Dengan semangat dan antusiasme yang tinggi, dia menjelaskan kepada anak-anak dan masyarakat sekitar tempat belajar bahwa menguasa bahasa asing, khusunya bahasa Prancis dan Inggris memberi manfaat berlimpah di kemudian hari.

Dosen Bahasa Prancis, Ratna, SPd.M Hum juga punya kesan yang mendalam atas pelaksanaan pengabdian masyarakat di Bukit Duri, khususnya di TBM yang didirikan pasangan Safrudingsih dan Suradi.

“Apa yang saya ikuti di TBM ini, juga sebelumnya, membuktikan bahwa pengabdian masyarakat benar-benar bermanfaat baik bagi perguruan tinggi maupun masyarakat. Buktinya, mengenal dasar-dasar bahasa Inggris dan Prancis di perkampungan padat, cukup menyenangkan,” ujar Ratna.

Ratna juga menangkap semangat dan keinginan anak-anak Bukit Duri untuk memahami dan menguasai bahasa asing ini. Semoga saja kelak mereka mau belajar bahasa Prancis dan juga Inggris dengan serius sebagai modal untuk meraih kemajuan.

Begitu juga dosen bahasa Prancis lainnya yang datang ke TBM, Yusi Asnidar. Mengenal dan berinteraksi dengan masyarakat Bukit Duri tempat kami melakukan pengabdian masyarakat merupakan hal yang menarik. Apalagi antusiasme anak-anak dalam belajar bahasa asing sangat tinggi.

“Kami berharap kegiatan pengabdian masyarakat ini terus berlangsung. Kami pun memberikan apresiasi pada Ibu Safrudiningsih dan Pak Suradi yang selama ini membina anak-anak di TBM Bukit Duri Bercerita,” kata Yusi.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, yang memberi materi pengenalan bahasa ini kepada anak-anak Bukit Duri, Sekar Damarati mengatakan, respons anak-anak di luar dugaan, sangat senang dan bersemangat belajar bahasa Prancis, meski masih sebatas dasar.

“Mereka juga cepat mengerti, dan ingat pelajaran sebelumnya. Ini yang membesarkan kami sebagai pengajar. Bukan tidak mungkin jika mereka tekun mempelajarinya, suatu ketika akan maju,” kata Sekar.

Begitu juga kesan pengajar lain, Rina Wulandari. Mahasiswa tingkat IV UNJ ini amat terkesan dengan respons anak-anak Bukit Duri.

“Elemen pelajaran yang kami berikan seperti mengenal nama, mengucapkan salam, menyebut umur, tempat tinggal dan hobi. Mereka pun bersemangat mengucap salam dalam bahasa Prancis, bonjour,” ucap Rina.

Proses pembelajaran yang di luar kebiasaan yakni di luar ruang dan di tengah masyarakat, makin mengasyikkan karena diselingi dengan permainan games.

“Ingin rasanya kami terus mengajar mereka agar pandai bahasa Prancis. Semoga ini masih berlanjut terus,” tambah Rina.

Sungguh Luar Biasa

Suasana riuh, menyenangkan juga muncul di dalam TBM saat dosen bahasa Inggris UNJ, Ati Sumiati, S.Pd memberikan pelajaran. Dengan metode yang atraktif dan komunikatif, anak-anak bersemangat mengenal dasar bahasa Inggris, sesekali dengan menyanyi.

“Ketika kami mengajarkan, respons mereka sangat cepat untuk menirukan dan menjawab beberapa pertanyaan. Apalagi ketika diminta untuk bernyanyi dengan bahasa Inggris dari bahan ajar, semangat untuk maju dan mencoba muncul. Meski lelah, kami sangat puas,”  ucap Ati Sumiati.

Menurut Ati, model pengabdian masyarakat ini sangat tepat sasaran. Meski tingkat sosial ekonomi  di bawah rata-rata, tapi anak-anak punya semangat dan cita-cita tinggi.

“Ini modal bagi mereka. Kami pun banyak belajar dari semangat mereka untuk maju,” tambahnya.

Sementara itu pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih mengatakan, TBM yang dikelolanya terbuka untuk menjalin kerja sama dengan sejumlah pihak, demi tercapainya tujuan gerakan literasi. Utamanya anak-anak dan remaja, juga orang tua mereka makin sadar pentingnya membaca, menulis, dan belajar berbagai keterampilan.

“Di TBM, kami kenalkan, kami ajarkan, dan terus kami sosialisakan soal ini,” katanya.

Usai acara pengabdian masyarakat, atas nama dosen UNJ, mereka memberikan sumbangan bantuan untuk pembelian buku,  yang secara simbolis diserahkan Dr.Subur Ismail kepada pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih. (Jimmy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *