Cerita Panda, LBP Gagal Masuk Kabinet Karena Ditolak JK, Megawati dan SP

by
Perbincangan, LBP
Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Luhut Binsar Panjaitan (LBP) adalah seorang tokoh nasional yang sudah malang melintang di dunia kemiliteran dan pemerintahan. Sudah tak rahasia lagi, LBP dikenal sebagai salah seorang kepercayaan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Saat ini namanya sedang ramai dibicarakan di media setelah ditunjuk sebagai Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. “Luhut lagi, Luhut lagi”, kira-kira begitu komentar masyarakat.

Ini merupakan tugas tambahan yang diberikan kepada LBP, karena sebelumnya juga Presiden Jokowi pernah mempercayai dia menjadi ketua-ketua tim bentukan pemerintah. Selain sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marives), dalam kabinet Jokowi-Maruf Amien, LBP pun mendapat tugas dari pemerintah sebagai Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1 – 4, lanjutan dari PPKM Darurat.

Tidak heran, popularitas LBP saat ini begitu tinggi, karena terlalu sering tampil di layar televisi menyampaikan perkembangan Covid-19 di Tanah Air. 

Tapi tidak banyak yang tahu LBP justru  terganjal masuk kabinet pertama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Waktu Presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya Minggu (26/10/2014), nama LBP tidak ikut  diumumkan. Orang pun bertanya, koq dia tak masuk kabinet ? Dia sendiri pun heran dan bertanya-tanya, namanya tak ada dalam susunan kabinet itu. Pada hal  nama LBP sudah ramai diprediksi para pengamat bakal menempati pos baru di pemerintahan Jokowi. Bukan apa-apa,  LBP termasuk pendukung Jokowi saat Pilpres 2014, dengan Bravo 5 yang dipimpinnya.

Secara lugas, wartawan senior Panda Nababan menceritakan perihal gagalnya LBP masuk kabinet dalam buku otobiografinya berjudul “Lahir Sebagai Petarung”. Kebetulan, LBP dengan Panda sahabat baik dan persahabatan mereka sudah terjalin cukup lama. Dalam buku itu juga terungkap kalau persahabatan LBP dengan Jokowi sudah lumayan lama, karena keduanya pernah bekerjasama dalam bisnis meuble dan saat itu Jokowi sudah menjadi Walikota Solo. Jokowi sendiri pun mengaku kepada Panda tentang pertemanannya dengan LBP.

Penasaran tak masuk namanya dalam kabinet, LBP akhirnya minta bantuan ke Panda menanyakan soal namanya tak masuk di kabinet.  LBP tahu seperti apa hubungan Panda dengan Jokowi. 

Jadi sebetulnya sejak awal, Jokowi memang sudah berikhtiar memasukkan LBP dalam kabinet, sebagai salah satu menterinya menjalankan tugas pemerintahan. Tetapi tidak jadi. Kenapa ? Dalam pesawat kepresidenan yang terbang dari Medan ke Jakarta, Jokowi menceritakan ke Panda soal  kegagalan LBP menjadi menteri itu. Ternyata penghambatnya adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum DPP Partai NassDem Surya Paloh (SP).  Panda sendiri tak begitu terperanjat atas jawaban Jokowi itu, karena dalam pembicaraan mereka, Panda menyampaikan kalau ketiga tokoh itu memang memiliki masalah pribadi dengan LBP.

“Kalau memang Luhut sudah menjadi pilihan Presiden Jokowi untuk masuk di kabinet, siapa pun tidak ada yang punya hak untuk mencegahnya,” ujar Panda memberi penegasan ke Presiden Jokowi. Menanggapi ucapan itu, Jokowi hanya berpesan supaya bersabar.

Seiring perjalanan waktu, akhirnya nama LBP masuk dalam lingkaran pemerintahan Jokowi, sebagai Kepala Staf Kepresidenan (KSP) yang dilantik pada 31 Desember 2014 bersamaan dengan pelantikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi. Menurut Panda dalam bukunya, tidak banyak yang tahu akan pelantikan LBP sebagai Kepala Staf Kepresidenan hari itu, termasuk Wakil Presiden Jusuf Kalla. “Ternyata ,Jokowi sampai menit terakhir tidak memberi tahu Jusuf Kalla bahwa, dalam menit-menit ke depan, dia akan memasukkan Luhut ke kabinetnya,” kata Panda.

JK juga mengaku, dirinya pada detik-detik terakhir itu baru mengetahui LBP mau dilantik sebagai KSP.

Hanya dalam bukunya, Panda cuma menceritakan alasan Jusuf Kalla menolak LBP masuk kabinet, sedang alasan Megawati Soekarnoputri dan Surya Paloh tak diceritakan. Menurut cerita Jusuf Kalla seperti diungkapkan Panda dalam bukunya, alasan menolak, karena saat itu gerbong LBP yakni Partai Golkar tidak mendukung Jokowi-Jusuf Kalla. Dukungan Golkar saat Pilpres itu adalah pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa.

Waktu Panda bertanya bahwa Kalla juga Golkar, JK hanya mengatakan, dirinya memang Golkar tapi bukan di struktur, sementara LBP saat itu menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar. LBP sendiri sempat bertanya ke Panda kesalahannya kepada ketiga tokoh itu.

Itu lah sosok LBP, sosok yang kontroversial, yang dalam perjalanan di kabinet Jokowi, terlihat dipercaya oleh presiden. Tidak lama setelah menjabat KSP, posisinya di pemerintahan semakin kuat karena ditunjuk memimpin kementerian yang strategis. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *