HNW: Perdalam Toleransi Antar Sesama Melalui Pendidikan dan Keteladanan

by
Hidayat Nur Wahid menjadi narasumber secara virtual acara ‘Sosialisasi Empat Pilar MPR RI’ Kerjasama MPR RI dengan Yayasan Al-Barakah Abepura, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (11/9/2021). (Foto: Humas MPR)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengungkapkan bahwa sebagai negara besar yang terdiri dari  beragam suku, budaya, agama, ras, warna kulit, Indonesia sudah pasti memiliki berbagai tantangan berat dalam sejarah perjalanannya hingga saat ini. Salah satunya ancaman menipisnya nilai toleransi antar sesama anak bangsa.

Minimnya bahkan hilangnya toleransi berganti dengan intoleransi, akan sangat berbahaya buat keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebab, intoleransi membuat setiap rakyat menjadi individualistik, sehingga akan mempersulit bangsa ini menghadapi berbagai permasalahan internal dan eksternal seperti bencana pandemi Covid-19.

“Untuk itulah, prinsip dan perilaku toleransi mesti disemai kembali, terutama kepada anak-anak sejak usia dini, melalui lembaga-lembaga pendidikan,” kata Hidayat menjawab kekhawatiran sebagian masyarakat tentang makin menipisnya toleransi, saat hadir menjadi narasumber secara virtual acara ‘Sosialisasi Empat Pilar MPR RI’ Kerjasama MPR RI dengan Yayasan Al-Barakah Abepura, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (11/9/2021). Acara ini dihadiri anggota MPR Fraksi PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Yayasan Al-Barakah, dan para guru serta tenaga pendidik  sebagai peserta.

Lembaga-lembaga pendidikan, lanjut Hidayat, menjadi sangat dibutuhkan untuk penguatan nilai toleransi sebab, di sanalah generasi muda akan belajar sejarah betapa prinsip dan praktek toleransi yang luarbiasa telah ditunjukkan para Bapak dan Ibu bangsa Indonesia.  

Dengan perbedaan suku, agama, ras, pandangan politik, pendidikan dan latar belakang profesi, mereka bisa menyatu sehingga Indonesia mampu meraih kemerdekaannya. “Toleransi jugalah yang menyebabkan terbentuknya NKRI dan Pancasila,” tambahnya.

Melihat pentingnya langkah penguatan tersebut, Hidayat melihat, perlu ada satu upaya lagi untuk memaksimalkan teori dan prinsip seputar toleransi, yakni keteladanan. Untuk itu, Hidayat mengajak seluruh elemen bangsa terutama orang tua, lembaga-lembaga pendidikan, para tenaga pendidik, pemerintah untuk mendukung secara serius upaya itu, dengan memberikan contoh nyata  implementasi toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

“Intinya, mari kita semua sama-sama menjadi teladan bagi diri kita sendiri dan bagi orang lain. Tanpa keteladanan maka upaya memperkuat nilai toleransi akan sia-sia,” pungkasnya. (Jimmy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *