Aipda Yunus Labba, Pahlawan Penyelamat Generasi Muda

by
Yunus Labba ditengah-tengah 81 Anak Asuhnya di PA Generasi Pengubah

BERITABUANA.CO, KUPANG — Sebutan Pahlawan bukan hanya untuk yang bertempur di laga perang dengan menggunakan senjata, tapi bisa juga disematkan pada mereka yang berjuang demi masa depan bangsa.

Seperti yang dilakukan Aipda Ayub Yunus Labba, yang memimpikan bisa mengasuh 300 anak di Panti Asuhan (PA) Generasi Pengubah yang dipimpinnya, disamping pekerjaan utama sebagai anggota Polri di Polda NTT.

“Kami tidak hanya bertanggung jawab memberi anak-anak makan dan minum, tapi juga membentuk mereka menjadi pribadi yang baik, dan taat kepada ajaran agama,” tegas Yunus Labba yang ditemui di PA Generasi Pengubah di Jalan HR Koroh Km 8, Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.

Sebagai penanggung jawab dari 81 Anak Asuh dari usia PAUD hingga mahasiswa, Yunus Labba mengaku pernah merasakan hal yang sama dengan mereka, dimana pernah ada di salah sebuah PA di Kota Kupang. Pengalaman itulah yang menjadi motivasinya mendirikan PA dibawah Yayasan El Roi Kanaan Kupang.

Setamat SMA, Tuhan mengizinkan dirinya lulus menjadi seorang polisi setelah mengikuti serangkaian tes.

“Dengan kelulusan tersebut, maka saya mulai mendapatkan penghasilan sebagai seorang anggota Polri, dan merasa ternyata masih banyak adik-adik, yang notabene membutuhkan bantuan,” papar Yunus

Labba. Akhirnya setelah menikah dengan Marselina pada tahun 2006, Yunus Labba menampung sekitar 8 anak di rumahnya.

“Dengan berjalannya waktu, jumlah anak yang tinggal di rumah semakin bertambah. Saya mengambil keputusan menerima tawaran kerja sampingan di Lippo Plaza sebagai Chief Security dengan gaji sekitar Rp 2 Juta/bulan. Dan itu sedikit membantu menopang dapur, pendidikan dan kebutuhan lainnya,” tambahnya.

Pada tahun 2016 jumlah anak yang ditanggung menjadi 19 orang, kenang ayah dari empat orang anak ini, dan atas usulan teman-teman untuk buat legalitas dalam hal ini membangun Panti Asuhan, agar bisa ada perhatian dari pihak pemerintah dan swasta.

“Karena anak-anak itu bukan anak-anak saya, tapi anak-anak bangsa yang harus diurus oleh negara, maka saya sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah buat legalitas dalam hal ini Panti Asuhan,” jelas Yunus Labba.

Akhirnya Yunus Labba melaksanakan usul tersebut, mulai dari membentuk badan pengurusnya, Akta Notaris, SK Kemenkum dan HAM hingga keluarnya izin operasional dari Dinas Sosial Kota Kupang sekitar bulan Juli 2018.

“Dengan memiliki legalitas sebagai PA, banyak yang memberikan support dan perhatian. Bukan hanya dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, tapi juga pimpinan dan pejabat di Institusi Kepolisian,” ujar Yunus Labba.

Kini dengan jumlah anak asuh mencapai 81 Orang, kata Yunus Labba, kebutuhan juga semakin meningkat, sesuai perhitungan dibutuhkan Rp 20 Juta – Rp 30 Juta per bulan.

“Tapi Puji Tuhan, ada saja bantuan yang datang. Seperti mantan Kapolda NTT, Agung Sabar Santoso, orang pertama yang membantu dengan spon dan kain tidur saat awal bangun,” papar Yunus Labba.

Apresiasi juga diberikan kepada mantan Waka Polda NTT, Irjen Pol. Joni Asadoma, yang menjadi orang tua asuh pertama, yang setiap bulan mengirim beras dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Bahkan usai Badai Siklon Tropis Seroja beberapa waktu lalu, kata Yunus Labba, Waka Polda NTT, Brigjen Ama Kliment dan istri sudah datang mengunjungi dan memberi bantuan sampai tiga kali dalam sebulan.

“Saat ulang tahun, Kapolda NTT, Irjen Pol. Lotharia Latif titipkan bantuan berupa uang. Saya bangga menjadi bagian dari Instusi Polri ini, saya sangat mencintai, karena institusi Polri yang membuat saya bisa tegar sampai dengan hari ini,” tandas ayah dari William Chandra, Hendra, El Roi dan Bilha ini.

Kedepan, lanjut Yunus Labba, mimpinya bukan hanya 81 Anak, kalau bisa 300 Anak yang dapat diwujudkan tahun 2023-2024, walaupun banyak yang mempertanyakan akan semakin susah tapi semakin gigih untuk menampung mereka.

“Saya ingin katakan pada mereka, bahwa anak-anak adalah milik Tuhan, pasti Tuhan bertanggung jawab untuk itu. Yang penting saya lakukan bagian saya, bagian Tuhan pasti Tuhan yang lakukan,” ujarnya.

Pihaknya berharap pemerintah atau swasta bisa membantu sebidang tanah untuk bisa membangun disana, karena banyak anak yang hilang harapan bisa ditampung disana.

“Saya siap untuk itu. yang penting ada lahan sekitar 2.000 M2, dan mari kita berkontribusi untuk generasi yang ada di tangan, karena bagi saya kehidupan manusia ada dua hal yang kekal, yakni bicara Kerajaan Surga dan Generasi,” pungkasnya. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *