Sarung Tenun Tembus Pasar Asia, Ketua DPD: Pemda Harus Terus Dukung Pemasarannya

by
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti

BERITABUANA.CO, SURABAYA – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengaku bangga dengan produk sarung tenun tradisional dari Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Pasalnya, produk tersebut mampu menembus pasar Asia, dan pada momentum Ramadhan ini, penjualan sarung sudah mencapai Brunei Darussalam, Malaysia dan Arab Saudi.

“Kita bangga produk dari desa ini bisa diterima pasar luar negeri. Ramadhan memang membawa berkah. Momen ini harus dimanfaatkan dengan baik sebagai peluang untuk semakin memperluas pemasarannya,” kata LaNyalla, Jumat (23/4/2021).

Tidak hanya itu, senator asal Jawa Timur ini juga menambahkan, selain Asia masih ada negara lain yang berpotensi menjadi pasar baru penjualan sarung tenun tanpa mesin tersebut. Ia menyarankan, negara-negara Islam di luar Asia perlu dijajaki karena peluangnya sangat terbuka.

“Pangsa pasarnya masih sangat luas. Selain negara Asia, banyak negara berpenduduk muslim yang bisa menjadi sasaran ekspor. Misalnya negara-negara di Afrika dan Timur Tengah,”sebut dia.

Meski demikian, Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu mengingatkan, di luar Ramadhan biasanya penjualan sarung tradisional akan menurun. Untuk itu, dirinya meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk membantu pemasarannya agar tetap eksis.

“Pemda Gresik harus mempunyai strategi agar penjualan sarung tradisional di luar momen Ramadhan tetap stabil. Misalnya bermitra dengan komunitas pesantren yang jumlahnya besar, tidak hanya di Gresik tetapi di Jawa Timur,” ucapnya.

“Hal ini perlu dilakukan agar usaha tradisional tersebut dapat berjalan dan bisa terus menghidupi para pekerjanya,”tambahnya.

Bagi alumnus Universitas Brawijaya Malang itu, sarung tradisional merupakan kekayaan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.

Sarung bukan semata sebagai produk fashion tetapi sudah menjadi bagian dari identitas masyarakat Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan Hari Sarung Nasional pada 3 Maret.

“Sarung sudah menjadi identitas, apalagi di kalangan santri atau pesantren sudah seperti pakaian wajib. Fungsi sarung bukan lagi menjadi pakaian untuk beribadah, tapi sudah memiliki nilai kehidupan,” pungkasnya. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *