TEKA-TEKI siapa bakal memimpin Korps Bhayangkara sekaligus menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Pol ldham Azis akan terjawab, Senin besok (11/1/2021).
Presiden Jokowi kini sedang meneliti dan mencari masukan dari para pembantunya, seperti anggota Watimpres, Staf Khusus atau Menteri-menteri yang bersinggungan dengan tugas tugas pokok Kepolisian Republik Indonesia. Bahkan, dari tokoh tokoh bangsa atau menyerap dari masyarakat.
Sebab, hari Jumat kemarin, (8/1/2021) Kompolnas satu lembaga pengawas eksternal Kepolisian, sesuai kewenangan mereka dalam undang-undang, telah mengajukan lima nama calon Tribrata 1 atau Kapolri kepada Presiden Jokowi.
Proses sampai terpilihnya seorang Kapolri, yaitu pengajuan oleh Kompolnas ke presiden, kemudian presiden memilih satu nama atau lebih lalu diserahkan ke Komisi lll, DPR-RI untuk menjalani Fit and Propper Test.
Jika calon yang diajukan disetujui Komisi lll, nama yang bersangkutan dibawa ke rapat paripurna untuk disahkan. Jika sudah disahkan, Presiden secepatnya melantik yang bersangkutan menjadi Kapolri di lstana Negara. Biasanya proses penetapan atau pengangkatan Kapolri tidak sampai seminggu.
Menjawab teki teki di atas siapa yang bakal ditunjuk Presiden Jokowi untuk diajukan ke DPR, hari Senin besok, pasti yang dianggap sanggup menjawab tantangan tugas pokok Polri dalam menjaga kamtibmas di dalam negeri terutama dalam penanggulangan terorisme, narkoba, illegal logging, illegal mining dan illegal fishing. Hal ini pasti sudah dimiliki 5 calon yang diajukan Kompolnas.
Memang prediksi tentang lima calon perwira tinggi Polri bintang tiga yang paling berpeluang memimpin Korps Bhayangkara yang saya tulis beberapa hari lalu ternyata nama namanya, sama persis seperti yang diajukan Kompolnas ke Presiden Jokowi.
Memang, prediksi itu berdasarkan riset dan pengalaman puluhan tahun berkutat menjadi juru warta di lingkungan Polri mulai dari Polsek, Polres, Polda dan Mabes Polri. Selain itu, mengamati perjalanan tugas dan track record masing-masing calon selama menjadi anggota Polri.
Sesuai Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian RI, mereka yang berhak dicalonkan menjadi Kapolri, perwira tinggi berpangkat bintang tiga baik yang menjabat di internal Polri maupun yang mendapat penugasan di luar Polri.
Seperti keterangan Ketua Kompolnas Prof Machfud MD, kelima jenderal bintang tiga yang diajukan ke Presiden Joko Widodo, Wakapolri Komjen Pol Gatot Edi Pramono, Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, Kabaharkam Komjen Pol Agus Andrianto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafly Amar dan Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Ka Lemdikpol) Komjen Pol Arief Sulistyanto.
Publik pun ingin tahu perjalanan tugas dan track record masing-masing calon pemimpin 400 ribu lebih anggota Polri di tanah air. Siapa yang pantas melanjutkan estafet kepemimpinan Polri Presiden Jokowi pasti akan memilih satu dari lima yang terbaik.
Komjen Pol Gatot Edi Pramono. Ia lahir di Solok, Sumatra Barat, 28 Juni 1965 (55), sejak 20 Desember 2019 menjabat wakapolri. Gatot disebut-sebut sangat berpeluang menjadi Kapolri. Pasalnya dari sisi senioritas, Gadot pantas menduduki jabatan ini, karena ia pun lulusan Akpol 1988 A, seangkatan dengan Kapolri ldham Azis.
Dari sisi kapasitas, Gatot yang bergelar doktor ini pernah menjabat Asisten Perencanaan Kapolri dan Kapolda Metro Jaya. Gatot juga sejak berpangkat pamen sudah bertugas jajaran Polda Metro Jaya. Gatot yang menguasai bidang reserse, banyak berprestasi saat menjabat Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Jika merunut pengalaman sebelumnya, ada dua wakapolri yang ditunjuk menjabat Kapolri. Mereka adalah, Jenderal Pol Suroyo Bimantoro dan Jenderal Badrodin Haiti. Jadi peluang Gatot sangat kuat menggantikan Jenderal ldham Azis. Dari sisi usia, Gatot masa dinasnya masih dua tahun lebih.
Komjen Pol Boy Rafly Amar, lahir 25 Maret 1965 (55) di Jakarta. Boy pernah menjabat Kapolres Kepulauan Seribu, Kapolres Pasuruan dan Kapoltabes Padang saat terjadi gempa tsunami. Boy yang juga expert di bidang reserse ini sangat dikenal di tengah masyarakat karena lama bertugas di bidang kehumasan. Seringnya tampil di layar kaca membuatnya menjadi idola bak selebriti.
Penampilan Boy Rafly yang kalem dengan gaya bicara pelan rupanya menjadi daya tarik bagi pemirsa televisi di tanah air. Sebab itu, dari jabatan Kabag Penum, Boy segera dipromosi menjadi Wakadiv Humas Polri saat dipimpin Irjen Pol Ronny F Sompie. Dari sini Boy yang sudah berpangkat brigjen kemudian memimpin Polda Banten.
Boy Rafly, memang sangat Diperlukan institusi Polri sebagai juru bicara, karena kepiawaian ini tak banyak dipunyai perwira perwira tinggi lainnya. Apalagi fungsi Humas Polri belakangan dianggap pimpinan Polri sangat penting dalam menjalankan tupoksi.
Seorang juru bicara Polri harus cakap dan mampu menjelaskan semua program dan kegiatan positif di lingkup Polri kepada masyarakat. Selain itu, dapat menampung aspirasi dari masyarakat baik yang positif atau negatif sekali pun.
Maka sejak 28 Februari 2016, Boy didapuk memimpin Jajaran Divhumas Polri dengan pangkat bintang dua. Lebih setahun menjabat Kadiv Humas Polri Boy dipromosi menjabat Kapolda Papua. Saat menjabat Kapolda Papua, Boy berhasil melakukan koordinasi yang baik dengan TNI, dalam pembebasan ratusan penduduk yang disandera OPM di Mimika, Papua. Selepas dari Papua ayah dua anak ini, dimutasi menjadi Wakalemdik Polri.
Sejak 1 Mei 2020, Boy yang pernah mengikuti Workshop Counter Terorism di Paris Prancis, Spanyol dan Ankara Turki ini dipercaya memimpin institusi pemberantasan terorisme BNPT. Jika Boy diusulkan Presiden Jokowi menjadi calon Kapolri ke DPR RI, berarti Boy yang lulus Akpol 1988 A, bakal mengikuti jejak Jenderal Tito Karnavian.
Komjen Pol Agus Andrianto, lahir di Blora, Jateng, 16 Februari 1967 (53), Kabaharkam Polri. Agus lulusan Akpol 1989, terlolong muda jika dibandingkan Gatot dan Boy. Jika terpilih menjadi Kapolri masa dinas Agus masih 4 tahun.
Agus yang berpengalaman juga di bidang reserse ini pernah menjabat Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Wakapolda Sumut dan Kapolda Sumut. Ia juga pernah memimpin jajaran reskrim Poltabes Medan tahun 1999.Kapolres Tangerang kemudian Direskrim Polda Sumut.
Jika terpilih, Agus akan mengulangi penunjukkan Kapolri Jenderal Timur Pradopo, oleh Presiden SBY bulan Oktober tahun 2010, menggantikan Jenderal Bambang Hendarso Danuri.
Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo belakangan santer bakal ditunjuk Presiden Jokowi. Tentu ini tanpa alasan, sebab Listyo Sigit, seorang perwira tinggi Polri yang sangat dekat, dengan Presiden Jokowi. Ia termasuk perwira tinggi Polri yang dilansir Ketua Indonesia Police Watch, Neta S Pane, sebagai Geng Solo. Julukan bagi perwira Polri yang pernah menjabat Kapolresta Solo di zaman Jokowi sebagai walikota.
Listyo Sigit punya hubungan sangat cocok (chemistry) dengan Presiden Jokowi, karena pernah menjadi salah satu ajudan Presiden Jokowi di periode pertama pemerintahannya. Tapi dari sisi usia, Listyo Sigit masih sangat junior. Lulus Akpol 1991 dan lahir 1969, membuat Sigit masih mempunyai masa dinas 7 tahun lebih di Polri.
Listyo juga menguasai bidang reserse dan pernah menjabat Direskrimum Polda Sultra. Saat ditunjuk Kapolri Jenderal Tito Karnavian, menjadi Kapolda Banten, Listyo Sigit, ditolak MUI Banten, karena beragama nasrani. Tapi dengan pendekatan yang dilakukan Listyo Sigit, ia menjabat Kapolda Banten lebih dari satu tahun kemudian dipromosi menjabat Kadiv Propam Polri.
Jika Listyo Sigit diusulkan Presiden Jokowi ke DPR, ia akan mengikuti tiga pendahulunya, seperti Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri, Kapolri Jenderal Pol Sutarman dan Kapolri Jenderal ldham Azis.
Komjen Pol Arief Sulistyanto. Nama Arief Sulistyanto, sempat meredup dalam beberapa waktu lalu, setelah dirinya dimutasi Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dari Kabareskrim Polri awal 2019, menjadi Kalemdik Polri. Pemutasian itu cukup mendadak, karena Arief baru menjabat Kabareskrim selama 5 bulan.
Tapi apa yang dialami Arief, tidak membuatnya patah semangat. Arief salah satu lulusan terbaik Akpol 1987, tetap konsisten memajukan institusi pendidikan di Polri.
Ia segera membangun roadmap terkait pembenahan kurikulum di berbagai tingkatan pendidikan di Polri, agar dihasilkan anggota atau perwira perwira Polri yang profesional dan berintegritas.
Arief walaupun lulusan Akpol 1987, tapi dari sisi usia masih cukup muda. Ia lahir 24 Maret 1965 dan masih punya masa dinas 2 tahun lebih. Arief sosok perwira Polri berintegritas, sehingga saat menjabat Kapolda Kalbar, ia mendapat predikat kapolda terbaik.
(Nico Karundeng)