Penuhi Undangan Komnas HAM, Keluarga Korban Penembakan Tol Japek Beri Keterangan

by
Keluarga korban penembakan di Tol Japek datangi Komnas HAM.
BERITABUANA.CO, JAKARTA – Keluarga enam Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang tewas ditembak polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, memenuhi undangan Komnas HAM untuk memberikan keterangan. Kuasa hukum keluarga enam Laskar FPI, Sugito kepada awak media di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (21/12/2020) menuturkan, keluarga korban telah menyerahkan bukti-bukti penembakan yang dimilikinya. Sebab, menurut dia, selama ini terjadi simpang siur informasi terkait penembakan dengan adanya dua kronologis berbeda, yakni dari pihak kepolisian dan FPI. “Kami harap ini benar-benar clear dan transparan. Karena dari pihak Polda Metro Jaya dan Mabes Polri sudah rekonstruksi,” tutur Sugito. Dia menyesalkan rekonstruksi yang digelar pihak kepolisian tidak melibatkan pihak netral. Padahal, dalam kasus penembakan polisi menjadi bagian dalam peristiwanya. “Jadi pasti akan tidak netral apabila tidak ada perwakilan dari pihak lain dari rekonstruksi itu, kami juga ada keberatan,” ujarnya sambil menambahkan, selain foto dan dokumen, pihak keluarga akan dimintai penjelasan ihwal kepemilikan senjata api dan senjata tajam. Terkait soal kepemilikan senjata tajam, Sugito mengatakan masih memperdebatkannya. Terutama soal kemungkinan untuk pertahanan diri. Namun, soal kepemilikan senjata api (senpi) pihak keluarga menepisnya. “Tidak ada yang punya senpi dan FPI juga larang hal itu. Kalau ada dan betul ada apa yang diperlihatkan polisi, kalau resmi ada nomor regis. Kalau rakitan juga bisa dilacak dan kami akan pastikan saat rilis sudah dilihat senpinya jadi di (proses) hukum nanti akan dilihat apakah senpi yang sama,” ungkapnya. Dia menambahkan, pihaknya telah mengecek kepemilikan senpi itu kepada keluarga korban dan DPP FPI. DPP FPI, kata dia, bahkan telah mengonfirmasi bila pengawal Habib Rizieq Shihab (HRS) tidak memiliki senjata api. “Jadi kami harus lebih fair dalam kasus ini karena ini masuk ekstra judicial killing yang bisa kita usut kebenarannya dan lebih transparan,” tukasnya. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *