Refleksi Hari Santri Nasional, Oleh Anis Matta

by
Ketum DPN Partai Gelora Indonesia, Anis Matta.

BERITABUANA.CO JAKARTA – Ketua Umum DPN Partai Gelora Indonesia, Muhammad Anis Matta (AM) tokoh mudah potensial yang memiliki ide dan gagasan kadang di luar nalar, merefleksi perjalan santrii dari sejak dirinya menjadi santri hingga saat ini pasca ditetapkannya hari santri nasional oleh Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Dalam ulasannya di kolom fanpagenya AM mengenang kembali masa-masa kecilnya saat berada di pondok pesantren. Kalimatnya dimulai dengan menceritakan sebuah perjalanan masa-masa indah di pesantren.

“Dalam suasana peringatan Hari Santri ini saya teringat sebuah buku yang saya baca waktu nyantri di PP Darul Arqam, Gombara, Makassar,” tutur Anis dalam goresan penanya.

Mantan politisi PKS itu juga menceritakan betapa dirinya tergugah oleh sebuah buku yang sangat bagus, buku motivasi yang perlu dibaca kembali oleh banyak orang. Termasuk kalangan santri milenial saat ini.

Buku yang diceritaka itu adalah buku karangan seorang penulis ternama yang bernama Saifuddin Zuhri. AM mengisahkan bahwa penulis buku tersebut adalah seorang wartawan senior dan politisi.

“Saya mengingatnya karena buku itu sangat menggugah. Judulnya “Guruku Orang-Orang dari Pesantren” yang ditulis Saifuddin Zuhri, pejuang, wartawan, dan politisi,” papar Anis.

Buku yang berjudul “Guruku Orang-Orang dari Pesantren” adalah buku lama yang terus diterbitkan kembali hingga sekarang. Anis memperkirakan buku ini terbit pertama kali pada tahun 2004 atau 2005an.

“Ini buku lama, kalau tidak salah edisi pertamanya tahun 1974 atau 1975. Saya senang karena saya baca di internet buku ini masih diterbitkan ulang sampai sekarang,” sambung Anis.

Dari tulisan tersebut diketahui bahwa pengarang buku itu adalah menteri Agama di era Orde Lama Hingga Orde baru. Bahkan pengarang sangat erat kaitannya dengan menteri Adama era SBY dan termin pertama era Jokowi yakni Lukman Hakim Saifuddin.

“Saifuddin Zuhri adalah Menteri Agama dalam masa penting transisi dari Orde Lama ke Orde Baru, yaitu dari 1962 – 1967. Taqdir Allah menentukan salah satu anaknya juga kemudian menjadi Menteri Agama, yakni sahabat saya Lukman Hakim Saifuddin,” terang Anis.

Anis Matta mengungkapkan betapa besar pondok pesantren dalam membangun bangsa Indonesia. Pesantren telah berjasa berabad abad membentuk jati diri bangsa. Seakan Anis menyentil pemerintah saat ini yang justru mencurigai tumbuh kembangnya pondok pesantren.

“Buku ini juga banyak mengambil inspirasi dari guru-guru yang pernah mengajar Saifuddin. Dari situ juga sebenarnya kita bisa melihat bagaimana peran pesantren dalam membentuk jati diri bangsa,” jelas Anis.

Anis mengapresiasi sumbangsih pesantren dan santri dalam pembentukan jati diri bangsa Indonesia yang terkenal memiliki adab sangat toleran, ramah dan penyayang. Bahkan Anis menyampaikan harapannya agar santri kembali terjun ke gelanggang dalam rangka melakukan pengabdian yang lebih besar.

“Santri adalah elemen yang selalu menyertai perjalanan bangsa ini. Krisis yang kini berlangsung adalah panggilan sejarah utk para santri terjun ke gelanggang pengabdian yang lebih besar,” harap Anis.

Anis menutup goresan tangannya dengan mengucapkan selamat kepada para santri. Selamat hari santri dan terus belajar. Bangsa membutuhkan santri melanjutkan perjalanan bangsa kedepan yang lebih baik.

“Selamat Hari Santri, selama kita belajar, selama itu pula kita menjadi santri,” tutup Anis. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *