Rektor Unhan: Perang Balkan Pelajaran Penting dalam Memelihara Perdamaian di Indonesia

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA– Rektor Universitas Pertahanan (Unhan), Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, mengatakan ‘Perang Balkan’ adalah isu yang menarik dan penting untuk dipalajari bersama.

Sebab, konflik bersenjata nasional dan internasional kerap dihadapi oleh suatu negara yang berdampak tidak hanya kepada eksistensi negara dan infrastruktur negara tersebut, namun juga yang warga kehilangan tempat tinggal dan bahkan mengakibatkan tewasnya puluhan ribu jiwa.

Hal itu disampaikan Rektor Unhan dalam acara Webminar Seri Ketiga bertajuk “Perang Balkan: Konflik Bersenjata di Negara Pecahan Yugoslavia”, Rabu (9/9/2020).

Webinar ini sendiri diselenggarakan oleh Indonesia Peace and Conflict Resolution Association (IPCRA) dan Ikatan Alumni Unhan, serta bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beograd.

Rektor Unhan, Laksdya TNI Amarulla Octavian menuturkan, negara pecahan Yugoslavia merupakan negara yang terdiri dari beragam suku, agama, ras dan golongan yang hampir sama dengan kehidupan masyarakat di indonesia dari sabang sampai merauke.

Untuk itu, penting bagi Indonesia untuk belajar agar tidak hanya dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya konflik di Indonesia, namun juga untuk memberikan kontribusi bagi dunia dalam pemeliharaan perdamaian dan pencegahan konflik.

“Pembahasan ini adalah isu yang menarik dan penting untuk dipalajari bersama, karena konflik bersenjata nasional dan internasional kerap dihadapi oleh suatu negara yang berdampak tidak hanya kepada eksistensi negara dan infrastruktur negara tersebut, namun juga yang warga kehilangan tempat tinggal dan bahkan mengakibatkan tewasnya puluhan ribu jiwa,” ujar perwira tinggi bergelar doktor ini.

Hal senada disampaikan Ketua IPCRA, Bonar Nasution. Ia berpandangan, perang Balkan dapat menjadi sebuah refleksi pembelajaran penting bagi Indonesia mengenai betapa pentingnya isu pembangunan perdamaian dan pengelolaan konflik dalam sebuah masyarakat yang majemuk.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang memiliki kemajemukan dalam konteks etnis daan agama, perlu mempunyai sensibilitas dalam pengarusutamaan isu perdamaian dan konflik dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

“Hal ini adalah sebuah refleksi pembelajaran penting bagi Indonesia mengenai betapa pentingnya isu pembangunan perdamaian dan pengelolaan konflik dalam sebuah masyarakat yang majemuk,” ucapnya.

“Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang memiliki kemajemukan dalam konteks etnis daan agama, perlu mempunyai sensibilitas dalam pengarusutamaan isu perdamaian dan konflik dalam setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah,” sambung Bonar pada lebih dari 600 peserta Webminar.

Diketahui, selain Rektor Unhan, narasumber lainadalah Duta Besar LBBP RI Republik Serbia dan Montenegro, M. Chandra Widya Yudha. Legal Advisor ICRC, Christian Donny Putranto, dan Dekan Fakultas Keamanan Nasional Unhan, Laksda TNI Dr. Siswo Hadi Sumantri. (006)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *