Target Pertumbuhan Ekonomi yang Dipasang Pemerintah Tak Realistis

by
Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawan.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Target yang dipasang Pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi dinilai tidak realistis di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 yang belum tuntas ditangani. Angka pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 dipatok 4,5-5,5 persen, sementara kasus corona masih terus bertambah dan belum menunjukkan tanda-tanda akan tuntas.

Sebab, menurut Anggota Komisi XI DPR RI, Heri Gunawab dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (15/8/2020), penanganan Covid-19 menyerap anggaran yang tidak sedikit.

“Bercermin dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 yang mengalami kontraksi cukup dalam, maka kontraksi kemungkinan masih terus berlanjut hingga kuartal III,” sebutnya.

Optimisme yang tercermin dalam postur RAPBN 2021, menurut Hergun, sapaan politisi Partai Gerindra itu, menuai banyak kritik. Pertumbuhan ekonomi 4,5 persen hingga 5,5 persen dianggap tidak realistis di saat belum ada perkembangan positif atas penanganan Covid-19.

“Sebelumnya, Pemerintah dan DPR sudah menyepakati postur makro fiskal dan asumsi makro yang akan menjadi dasar pemerintah dalam menyusun RUU APBN 2021 beserta nota keuangannya,” katanya.

Dalam Postur APBN 2021, sambung politisi Partai Gerindra itu, penerimaan negara ditargetkan mencapai 9,90 persen hingga 11 persen terhadap PDB. Belanja negara sebesar 13,11 persen hingga 15,17 persen. Dengan begitu, maka defisit APBN 2021 mencapai 3,21 persen hingga 4,17 persen. Untuk menutup defisit, rasio utang juga ditarget antara 36,67-47,97 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

“Capaian PDB pada kuartal II-2020 yang minus hingga 5,32 persen mengagetkan banyak pihak. Kontraksi ini lebih dalam dari konsensus pasar maupun ekspektasi Pemerintah dan Bank Indonesia di kisaran 4,3 hingga 4,8 persen. Total PDB pada kuartal II berdasarkan harga berlaku mencapai Rp3.687,7 triliun,” kata Hergun.

Sementara berdasarkan harga dasar konstan dengan tahun dasar 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun. Struktur PDB Indonesia pada kuartal II tidak banyak berubah. Dari sisi produksi, sekitar 65 persen perekonomian masih dipengaruhi oleh lima sektor utama yaitu industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.

“Dari kelima sektor penopang ini, hanya pertanian yang tumbuh positif,” pungkas Hergun. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *