Sang Penjilat dengan Jilatan Jilatannya

by
Brigjen Pol. CDL

PENJILAT memang kerjanya menjilati tak ada daya atau karya selain mengandalkan lidah liatnya. Lidahnya bs bercabang cabang ucapan manis bagi sang ndoro tra bagai taburan bunga menggunung. Jangan jangan banyak para ndoro sakit gula karena kata2 manis para penjilatnya yg berlebihan. Apa yg dikata ndoro itu bagai sabdo pandito ratu. Benar baik harum mewangi walau isinya ngrasani atau untaian rencana mufakat jahat. Aneh di negeri penjilat ndoro mabuk jilatan dan lupa diri dan bersekongkol dg berbagai kepura puraan. Ketulusan mungkin hanya diucap saat ada ketakutan akan dilengserkan. Kalau berada dalam dekapan yg berkuasa aman jumawa dungupun biasa tetap saja dipuja.

Jilatan demi jilatan sebenarnya mengajarkan ketidakjujuran atau menanamkan asal ndoro senang slamet swargo nunut. Ndoro berganti maka jilatanpun beralih. Yg tak menjambat silakan meraung kesakitan pantatnya habis dijilati semasa punya kuasa. Ada kuasa bagai dewa tiada kuasa hampir gila katanya. Jilatan para penjilat memang penuh bisa mema ukkan atau mematikan rasa pikir dan empatinya. Langsg saja memaerkan taring kuku kuasanya yg bs membunuh kapan saja di mana saja dan siapa saja yg dianggap melawan atau tdk sepaham dg nya.

Jumawa memang kadang ndeso norak g mutu menjijikkan n memuakkan bagai lendir keluar dr lubang2 manusia dr atas sd bawah namun tetap saja dijilati para penjilatnya. Penjilat2 ini memang sakti dia ada sepanjang masa dan trs saja bs menjilati siapa saja yg berkuasa. Yg punya kuasa bs berganti namun penjilatnya itu itu saja. Sang penjilat tak peduli siapapun bahkan yg dahulu dihujat dimaki digonggongi dan digigitnyapun tatkala berkuasa akan dijilati.

Mengerikan kehidupan para penjilat yg tiada lagi karakternya. Hati nurani n dsya nalarnyapun telah diubahnya menjadi lidah. Indera inderanyapun haya lidah dan matanya bs menjulur lidah menjilat bahkan sampai telinga hidungpun mjd lidah. Betapa mengerikan bentukknya wajahnya tak lagi normalnya manusia. Kaki dan tangannyapun mjd lidahbyg menjulur julur penuh liur.

Tatkala tiada lagi yg dijilati maka sang penjilat berkuasa. Ia resah gelisah. Susah bingung bahkan nampak murung jangan2 ia gila. Hanya menjulur julur lidah dg liur2nya yg lama kelamaan membasahi lengket dirinya. Ia tak bisa apa apa walau berkuasa. Ia mash saja ingin menjilat. Naluri dan akalnya hanya menjilati….lama terdiam ….. ia mati merana krn tak ada lagi yg dijilati…..

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *