Kombes Sambodo Purnomo, Dirlantas Memimpin Langsung Penyekatan Larangan Mudik

by
Kombes Sambodo, Dirlantas Polda Metro Jaya

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sejak menjabat Dirlantas Polda Metro Jaya 3 Februari 2020, Kombes Sambodo Purnomo Yogo terus dihadapkan pada situasi tugas yang serba ekstra.

Betapa tidak, memasuki bulan Maret Sambodo, harus mengamankan sejumlah kebijakan pemerintah menghadapi pandemi Covid-19. Lulusan Akpol 1994 ini harus mengerahkan jajarannya mengawasi pembagian masker dan sembako bagi warga yang terdampak penyebaran virus korona.

Agar tugas ini dapat berlangsung dengan baik Sambodo tidak memberi petunjuk dari balik meja. Mantan Dirbinmas Polda Metro Jaya ini terjun langsung ke lapangan untuk memantau aktivitas anak buah. Prinsipnya, dengan dirinya memimpin langsung memberikan motivasi dan spirit bagi jajarannya untuk totalitas menyelesaikan tugas.

Apalagi saat diberlakukan PSBB di Jakarta dan Bodetabek yang sebagian wilayahnya menjadi tanggungjawab Ditlantas Polda Metro Jaya beban tugas jajaran Ditlantas PMJ makin tinggi. Tapi hal ini tidak menyurutkan kinerja mereka. Apalagi Sambodo tetap konsisten memberikan guidence bagi jajarannya itu. Sejak pagi sampai malam hari lulusan terbaik Sespimti Polri 2019 ini bahkan harus pulang rumah larut malam.

Memasuki bulan Ramadhan saat digelar Operasi Ketupat Jaya yang dimajukan, Sambodo kembali dihadapkan pada tugas yang lebih kompleks lagi. Apalagi setelah Presiden Joko Widodo mengeluarkan larangan mudik bagi warga untuk memutus rantai penyebaran virus korona. Jakarta yang menjadi titik sentral penyebaran virus korona memang warganya harus dicegah mudik ke kampung. Perintah presiden ini harus diimplementasikan jajaran Polri dibantu instasi lain misalnya TNI, Dishub dan Satpol PP.

Sebab itu jalur jalur utama mudik seperti Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Jalan Raya Pantura, Jalan Tol Jakarta Merak, serta Jalan Raya Tangerang- Serang harus diamankan dari para pemudik. Ratusan anggota Ditlantas PMJ selama 24 jam melakukan pencegatan terhadap mobil pribadi dan bus bus kecil yang mencoba mengangkut penumpang mudik. Lebih 500 ribu mobil pribadi dan bus kecil terpaksa disuruh balik ke Jabodetabek di Pintu Tol Cikarang Utama dan Pintu Tol Bitung.

Namun diakui Sambodo, ada juga karena pertimbangan kemanusiaan, anak buahnya meloloskan warga yang benar benar tidak lagi punya penghasilan di ibukota, sehingga terpaksa harus pulang ke kampung halamannya.

“Ini pertimbangan kemanusiaan, anggota di lapangan terpaksa meloloskan mereka,” tutur Sambodo kepada wartawan. Tapi kepada jajarannya, ia mengatakan harus tetap selektif dan ketat jika dihadapkan pada situasi semacam itu.

Menurut dia, sebagai pimpinan Ditlantas PMJ, dia telah menginstruksikan agar anggota tidak main main di lapangan, misalnya menerima sogok untuk meloloskan mereka yang mudik.

“Saya tidak segan segan memecat anggota seperti itu,” tegas Sambodo yang beberapa hari terakhir sering tidur di lapangan agar moral anggota jangan kendor.

Memang, diakuinya, tugas yang relatif cukup panjang ini hanya didukung oleh anggaran Polri dan anggaran sendiri. Padahal, pihaknya harus membuat 18 pos penyekatan mencegah warga keluar Jadetabek.

“Anggota saya 24 jam berdiri di jalan tol, setetes pun anggaran dari pemerintah tidak ada. Ini semua anggaran Polri dan anggaran sendiri,” katanya.

Sebab itu, Sambodo mempertanyakan, statemen Gubernur DKI Anies Baswedan yang mengatakan, akan mencegat pemudik yang kembali ke Jakarta, sesudah lebaran. Sambodo mempertanyakan asal biaya untuk operasi tersebut.

“Apalagi kalau kami disuruh sekat balik berarti kami main dua penyekat arah mudik dan orang masuk ke Jakarta. Apakah Pemda DKI mau membiayai kegiatan ini, atau kami harus menggunakan anggaran Polri lagi?” Ujar mantan Kasat Lantas Polrestabes Bandung ini.

Memang tugas mengawasi arus mudik pernah dilakoni Sambodo, saat masih berpangkat AKBP, sebagai Kabag Operasi Polwil Purwakarta (sebelum dilikwidasi) tahun 2010. (nico)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *