BERITABUANA.CO, JAKARTA –
Menyikapi kondisi krisis akibat pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia, tentu banyak perubahan yang terjadi, termasuk Indonesia dalam sektor transportasi maupun logistik, ikut terkena imbasnya.
“Saya yakin kalau angkutan penumpang orang masih dapat menunda perjalanannya. Tapi di logistik kita tahu semua untuk produksi tidak dapat ditunda oleh sebab itu kami semua sedang melakukan digitalisasi di angkutan logistik dan angkutan penumpang. Dan kita sudah berkesimpulan bahwa pemerintah mendukung angkutan logistik dan tidak ada hambatan untuk angkutan logistik selama masa pandemi Covid-19 ini,” jelas Ahmad Yani, Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub dalam percakapannya dengan www.beritabuana.co di Jakara, Jumat (17/4/2020).
Sebagaimana ia ungkapkan dalam acara Industry Roundtable: Surviving The Covid-19, Preparing The Post Logistic Industry Perspective yang digelar secara online pada hari ini, tutur Yani, sebagai dasar utamanya logistik tidak boleh terganggu dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar khususnya Jakarta dan kota lain. “Berdasarkan hasil masukan teman-teman pelaku logistik maka semua ada di dalam PM 18 Tahun 2020. Di logistik kita tidak boleh terganggu, oleh sebab itu pemerintah mengacu kepada PM tersebut yang isinya bagaimana kita di sektor transportasi mengadaptasi protokol kesehatan,” tegasnya.
Yani menyebutkan, kebutuhan masyarakat adalah hal yang penting dan jadi logistik prioritas utama di transportasi jalan. “Protokol ini tentunya atas masukan asosiasi seperti Organda dan Aptrindo,” paparnya sebagamana tertuang dallam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Menurutnya, para pengusaha semestinya tidak boleh menyerah. “Kami mendorong seluruh perusahaan logistik untuk menjadi perusahaan yang terus belajar. Terutama sudah banyak teman-teman pengusaha yang sudah merespon terutama yang berbasis IT seperti Ritase dan Ontruck, kita berharap nantinya punya sistem informasi logistik di tiap wilayah di Indonesia,” tambah Yani.
Yani mengatakan, Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus, Inc. sebagai pemateri sekaligus tuan rumah dalam diskusi ini menyatakan, jangan cuma surviving Corona tapi juga preparing the post. Baik industri yang growing maupun storming. Menurutnya, beberapa bisnis ini mendadak banyak yang berubah karena banyak orang yang tidak berani keluar rumah sehingga semua tergantung delivery. Jadi kuartal 1 dan kuartal 2 ini surviving tapi sekaligus harus persiapan untuk pasca Covid-19.
Dikatakan, melalui diskusi ini juga diangkat bagaimana peluang yang dapat diraih sektor logistik mengingat ada jaringan distribusi yang bertumbuh karena teknologi dengan menghadirkan sistem jasa antar, terlebih dengan adanya industri e-commerce atau hadirnya sistem belanja online yang semakin digemari kala keterbatasan selama masa karantina.
“Saya menyebutnya sektor yang terkena windfall. Di saat sektor lain kesulitan, logistik seharusnya menikmati karena kebiasaan masyarakat berubah. Peran logistik menjadi penting. Tapi harus diingat, walau bisnis berpotensi bagus tetap harus bersiap kalau COVID-19 ini selesai. Sekarang menikmati, belum tentu setelah COVID-19 menikmati. Tetap harus ada preparing, atau mempersiapkan,” ujar Hermawan.
Yani menamvahkan, dalam acara tersebut, hadir juga Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) M Feriadi, Ignasius Jonan, Direktur Lookman Djaja Logistics Kyatmaja Lookman, serta perwakilan dari beberapa asosiasi logistik terkait, dan 400 partisipan. (Yus)