BERITABUANA.CO, NEW DELHI — Pemerintah India secara resmi menyatakan ledakan mematikan di ibu kota New Delhi pada Senin (10/11/2025) sebagai “insiden teroris”, menandai peningkatan tajam ancaman keamanan di jantung pemerintahan negara itu. Penyelidikan kini berfokus pada dugaan keterlibatan kelompok lokal yang disebut-sebut merencanakan serangan tersebut dari pinggiran kota.
Menurut sejumlah pejabat yang mengetahui penyelidikan itu, rencana teror diduga melibatkan sejumlah tenaga medis dan telah disusun selama berminggu-minggu sebelum eksekusi. Mereka berbicara tanpa menyebut nama karena belum berwenang mengungkapkan rincian penyelidikan.
Ledakan yang terjadi di mobil yang tengah melaju di dekat Benteng Merah, salah satu situs bersejarah di New Delhi, menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai puluhan lainnya. Pemerintah India langsung menempatkan seluruh lembaga keamanan dalam status siaga penuh.
“Penyelidikan terhadap insiden ini akan dilakukan dengan sangat cepat dan profesional agar para pelaku serta pihak yang mendukung mereka dapat segera diadili,” ujar Menteri Informasi India Ashwini Vaishnaw pada Rabu (12/11/2025) waktu setempat, setelah rapat kabinet darurat.
Keterlibatan kelompok teror dalam negeri memperumit tantangan politik dan keamanan bagi Perdana Menteri Narendra Modi, yang sejak awal tahun menegaskan kebijakan “zero tolerance terhadap terorisme.”
Sejak serangan bersenjata di Kashmir pada April lalu yang menewaskan 26 orang, India menganggap setiap serangan teror sebagai “tindakan perang terhadap negara.”
Meskipun saat itu India menuduh Pakistan sebagai dalang, New Delhi kali ini belum menuding Islamabad atas ledakan terbaru tersebut.
Sumber penyelidikan menyebutkan, pengemudi mobil yang membawa bom terekam kamera keamanan di sejumlah titik padat penduduk. Salah satu tersangka bahkan mengaku sempat berkomunikasi dengan pihak di Pakistan yang terkait dengan kelompok teroris terlarang di bawah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun, Kepolisian Delhi belum memberikan komentar resmi mengenai arah penyelidikan ini.
Bayang-Bayang Perseteruan India–Pakistan
Ledakan di New Delhi terjadi sehari sebelum serangan bom bunuh diri di luar gedung pengadilan Islamabad, Pakistan, yang menewaskan sedikitnya 12 orang. Pemerintah Pakistan menuduh India berada di balik serangan itu, tetapi tuduhan tersebut langsung dibantah keras oleh Kementerian Luar Negeri India.
India kerap menuding Pakistan melindungi militan yang beroperasi di wilayah India. Setelah tragedi Kashmir pada April, Modi menegaskan bahwa respons militer menjadi bagian dari kebijakan permanen India terhadap terorisme lintas batas.
Pernyataan kabinet India pada Rabu kembali menegaskan posisi tegas tersebut: “India tidak akan menoleransi bentuk terorisme apa pun, di dalam atau luar negeri.”
Ketegangan antara India dan Pakistan sempat mencapai puncaknya pada Mei lalu sebelum gencatan senjata tercapai. Saat itu, Presiden AS Donald Trump mengklaim peran sebagai mediator, meski India membantah keterlibatannya. Pakistan justru berterima kasih dan bahkan menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Serangan Terburuk Sejak 2011
Ledakan minggu ini merupakan serangan paling mematikan di ibu kota India sejak 2011, ketika bom koper di sebuah pengadilan lokal menewaskan 15 orang.
Dalam pidatonya di Bhutan pada Selasa, Modi berjanji menghukum semua pihak yang terlibat. “Mereka yang bertanggung jawab akan dibawa ke pengadilan,” tegasnya.
Pemerintah India kini memperketat keamanan nasional dan menyiapkan langkah antiteror komprehensif, sembari menenangkan publik yang masih dirundung trauma oleh ledakan yang mengguncang jantung ibu kota. (Red)





