Pemkot Kupang – IBI NTT Bersinergi Wujudkan Diseminasi Penanggulangan TBC

by
Pj. Walikota Kupang, Linus Lusi foto bersama Pengurus IDI NTT. (Foto: ist)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang gandeng Ikatan Bidan Indonesia (IBI) NTT, untuk bersinergi mewujudkan diseminasi penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC).

“Sinergi perlu dilakukan, guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, tentang bahaya TBC serta pentingnya pencegahan dan pengobatannya,” ujar Pj. Walikota Kupang, Linus Lusi saat menerima Pengurus IDI NTT, di ruang kerjanya, Kamis (16/1/2025).

Dalam arahannya, Linus Lusi juga menegaskan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Kota Kupang.

“Kita perlu terus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya TBC dan langkah-langkah pengendaliannya. Kami mendukung penuh inisiatif ini, agar masyarakat dapat lebih teredukasi,” ujar dia.

Linus Lusi menekankan pentingnya data survei dasar (baseline survey), yang telah dilakukan Dinas Kesehatan Kota Kupang, IBI, dan Unicef sebagai pijakan untuk menyusun strategi edukasi, promosi, dan langkah preventif secara optimal.

“Meski berbagai upaya edukasi sudah dilakukan, beberapa wilayah masih rentan akibat faktor sanitasi dan indikator kesehatan lainnya. Oleh karena itu, kegiatan ini sangat penting untuk mengedukasi masyarakat,” tambahnya.

Ali Nus Lusi berharap, kegiatan diseminasi ini dapat mendorong rencana aksi lanjutan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan secara kolaboratif.

Senada dengan Penjabat Wali Kota, Ketua IBI NTT, Damita Palalangan, menyampaikan bahwa kegiatan diseminasi akan dilakukan melalui penyuluhan, pelatihan, dan distribusi bahan informasi kepada masyarakat.

“Peserta kegiatan ini mencakup perwakilan pemerintah kecamatan, kelurahan, serta tokoh masyarakat,” jelas Damita Palalangan.

Diakui dia, sebelumnya, pada tahun 2022 hingga 2024, IBI NTT bersama mitra telah melatih guru PAUD, SD, dan SMP untuk melakukan skrining gejala awal TBC dan pencegahan pada anak didukung mereka.

Damita Palalangan menambahkan bahwa persoalan TBC bukan lagi hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama lintas sektor.

“Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak adalah kunci eliminasi TBC melalui penguatan kelembagaan serta sosialisasi yang masif,” tandas Damita Palalangan. (iir)