BERITABUANA.CO, JAKARTA — Skala kehancuran akibat banjir bandang yang melanda tiga provinsi di Sumatra dan Aceh, kian terkuak. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto bahwa jumlah korban meninggal dunia telah mencapai 921 orang, menjadikannya salah satu bencana hidrometeorologi paling mematikan dalam satu dekade terakhir.
Dalam rapat koordinasi di Lanud Aceh, Minggu (7/12/2025), Suharyanto menyampaikan bahwa korban hilang bertambah menjadi 391 orang, sementara pengungsi mendekati satu juta jiwa, yakni sekitar 975 ribu warga dari Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
“Per hari ini 921 orang meninggal dunia. Ini dari tiga provinsi: Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara,” ujar Suharyanto dalam laporannya.
Di Aceh, provinsi yang mengalami dampak terparah, 366 warga dilaporkan meninggal dunia dan 97 lainnya masih hilang. Dua kabupaten—Bener Meriah dan Aceh Tengah—hingga kini masih terisolasi akibat akses jalan yang terputus dan medan yang sulit dijangkau tim penyelamat.
“Kampung yang terdampak masih ratusan di sana,” kata Suharyanto, menegaskan betapa besar luas wilayah yang terkena dampak.
Sementara itu, wilayah Aceh Tamiang yang sebelumnya tidak dapat diakses, mulai dapat dimasuki bantuan per Minggu siang. Tim gabungan TNI, Polri, BNPB, dan relawan kini memperluas distribusi logistik, layanan kesehatan, dan pencarian korban di daerah-daerah yang baru terbuka.
Pemerintah pusat disebut tengah mengkaji langkah pemulihan darurat secara terintegrasi, termasuk percepatan bantuan untuk daerah terisolasi, pemetaan ulang risiko hidrometeorologi, dan penguatan mitigasi bencana di kawasan rawan banjir bandang. (Ery)






