BERITABUANA.CO, JAKARTA — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menegaskan bahwa langkah cepat kepolisian dan pihak sekolah dalam memperbaiki area terdampak ledakan di SMAN 72 Jakarta menjadi langkah penting dalam memulihkan trauma para siswa. Ledakan yang terjadi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat kemarin (7/11/2025), masih menyisakan dampak psikologis bagi pelajar dan tenaga pendidik.
Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengatakan, sejumlah perubahan fisik di lingkungan sekolah, terutama di area mushalla dan lokasi belakang dekat bank sampah, telah dilakukan untuk membantu mengurangi rasa takut dan kecemasan para siswa.
“Hari ini kami sudah ke lokasi kejadian, dan memang ada beberapa perubahan. Garis polisi sudah dilepas. Ini penting untuk menghilangkan trauma anak-anak,” ujar Diyah di Jakarta, Minggu (9/11/2025).
KPAI bersama sejumlah pihak kini fokus memberikan pendampingan psikologis kepada seluruh korban, baik yang masih menjalani perawatan maupun yang sudah pulang ke rumah. Pendampingan juga mencakup 780 siswa lain serta para guru yang turut terdampak.
“Semua harus mendapatkan pendampingan psikologis, termasuk guru. Saat ini sudah 17 guru yang menerima pendampingan dari total 42 orang,” jelas Diyah.
Langkah pendampingan tersebut, lanjutnya, merupakan implementasi Pasal 59A Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang mewajibkan negara memberikan perlindungan khusus bagi anak-anak dalam situasi darurat, termasuk melalui rehabilitasi medis, pendampingan psikososial, dan bantuan sosial.
Sejak Sabtu (8/11/2025), tim psikolog dari berbagai lembaga telah diterjunkan untuk melakukan trauma healing di sekolah dan rumah sakit. Bagi siswa yang masih dirawat, pendampingan dilakukan secara berkelanjutan hingga kondisi emosional mereka stabil.
Sebelumnya, Menteri Sosial Syaifullah Yusuf juga menegaskan pentingnya pemulihan psikologis bagi para korban. Ia menyebut sebagian besar korban masih mengalami trauma berat pascaledakan.
“Tentu mereka masih trauma. Karena itu, anak-anak ini akan didampingi oleh Kepolisian, Kementerian Sosial, dan rumah sakit agar bisa pulih secara bertahap,” kata Syaifullah usai meninjau korban di RSIJ Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ia memastikan proses pemulihan trauma akan terus berlanjut, baik di rumah sakit, sekolah, maupun di lingkungan rumah masing-masing siswa. (Ery)







