BERITABUANA.CO, TOKYO — Jepang mencatat sejarah baru dalam politiknya. Partai Demokrat Liberal (LDP) resmi menunjuk Sanae Takaichi sebagai perdana menteri perempuan pertama setelah partai yang berkuasa itu menandatangani kesepakatan koalisi dengan Partai Inovasi Jepang (JIP) atau Ishin, pada Senin (20/10/2025) malam.
Kesepakatan yang ditandatangani langsung oleh Presiden LDP Takaichi dan co-leader Ishin Hirofumi Yoshimura ini menjadi tonggak penting dalam lanskap politik Jepang, menggantikan posisi Partai Komeito yang keluar dari koalisi awal bulan ini.
Dengan bergabungnya Ishin, LDP kini menguasai 231 kursi di majelis rendah parlemen, hanya dua kursi di bawah ambang mayoritas. Namun, fragmentasi oposisi membuat Takaichi hampir dipastikan memenangkan pemungutan suara parlemen pada Selasa (21/10/2025) untuk menetapkan dirinya secara resmi sebagai perdana menteri baru.
Koalisi Baru, Arah Baru
Negosiasi antara LDP dan Ishin berlangsung intens dalam beberapa hari terakhir. Ishin—partai terbesar ketiga di parlemen—meminta komitmen dari LDP untuk menurunkan pajak penjualan atas makanan, memperketat aturan pendanaan politik, serta mengurangi jumlah anggota parlemen.
Partai tersebut juga mendorong reformasi sistem kesejahteraan sosial guna mengurangi beban penduduk usia kerja. Dalam beberapa poin kebijakan, Ishin dipandang lebih sejalan dengan arah konservatif LDP dibanding Komeito yang moderat.
Kebijakan Ekonomi dan Dilema Inflasi
Meski dikenal konservatif dalam isu sosial—termasuk menolak gagasan perempuan menjadi kaisar—pandangan ekonomi Takaichi sejalan dengan kebijakan “Abenomics” yang dirintis oleh mantan PM Shinzo Abe. Ia mendukung stimulus fiskal besar-besaran untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan kerap mengkritik Bank of Japan (BOJ) karena memperketat kebijakan moneter.
Sejak terpilih sebagai ketua LDP, yen melemah dan pasar saham menguat, mencerminkan ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi longgar. Namun, pelemahan yen juga berisiko memicu inflasi, yang menjadi kekhawatiran utama warga Jepang dan dapat menjadi ujian politik bagi Takaichi di awal masa jabatannya.
Kesamaan dalam Keamanan dan Energi
Dalam isu luar negeri dan pertahanan, LDP dan Ishin memiliki kesamaan sikap: memperkuat aliansi keamanan dengan Amerika Serikat dan meningkatkan kapabilitas militer Jepang.
Kedua partai juga sepakat untuk menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) sebagai bagian dari strategi energi nasional. Mereka menilai langkah itu perlu untuk menjamin keamanan energi setelah krisis Fukushima pada 2011.
Selain itu, LDP dan Ishin sepakat memperketat pengawasan investasi asing serta membatasi pertumbuhan pesat tenaga kerja asing—dua isu yang sensitif di tengah naiknya partai populis sayap kanan Sanseito.
Tantangan Stabilitas dan Politik Uang
Kendati tampak solid di atas kertas, koalisi baru ini tidak menjamin stabilitas jangka panjang. Beberapa anggota Ishin mengaku khawatir LDP tak akan sepenuhnya mendukung agenda reformasi mereka.
Salah satu poin paling krusial adalah penghapusan sumbangan politik dari perusahaan, isu yang juga sempat mengguncang hubungan antara LDP dan Komeito.
“Kedua pihak telah menyepakati tenggat waktu hingga akhir masa jabatan Takaichi pada 2027 untuk merumuskan reformasi pendanaan politik,” ujar Fumitake Fujita dari Ishin.
Namun, pemimpin Komeito, Tetsuo Saito, menilai fokus koalisi baru terlalu bergeser.
“Masalah utama publik adalah uang dan politik. Tapi kini perhatian dialihkan ke pengurangan jumlah kursi parlemen,” kata Saito.
Ujian Pertama Takaichi
Koalisi LDP–Ishin masih membutuhkan dukungan tambahan untuk mengesahkan kebijakan penting, termasuk anggaran nasional, yang berpotensi memunculkan gesekan baru.
Selain itu, Ishin masih memiliki basis dukungan terbatas di wilayah Kansai, sementara kekuatan LDP lebih tersebar secara nasional. Ketegangan dalam pembagian kursi dan strategi pemilu mendatang bisa menjadi ujian awal bagi Takaichi dalam menjaga soliditas koalisi barunya.
Jika berhasil melewati masa transisi ini, Sanae Takaichi tak hanya akan tercatat sebagai PM perempuan pertama Jepang, tetapi juga sebagai simbol perubahan arah politik Negeri Sakura menuju babak baru pasca era Komeito. (Red)





