ABDSI dan Kementerian UMKM Jajaki Kolaborasi Program Pendampingan dan Digitalisasi UMKM

by

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI) menggelar audiensi bersama Kementerian UMKM yang juga dihadiri Staf Khusus Menteri UMKM bidang Komunikasi dan Hubungan Antar Lembaga, Sudaryano R. Lamangkona, pada Kamis (25/9/2025) siang.

Pertemuan ini menjadi langkah penjajakan kerja sama antara ABDSI dengan Kementerian UMKM dalam memperkuat program pendampingan sekaligus mendorong transformasi digital UMKM.

Ketua Bidang Kerjasama dan Kemitraan ABDSI, Haryono, menjelaskan bahwa fokus utama ABDSI dalam kolaborasi ini adalah mendukung program SAPA UMKM, sertifikasi, serta pendampingan UMKM.

“SAPA UMKM itu programnya Kementerian, bukan milik ABDSI. Kami hanya berkolaborasi dalam hal support data pendamping dan UMKM dampingan, serta membantu sosialisasi agar semakin banyak pelaku UMKM yang bisa mengakses program tersebut,” jelas Haryono kepada awak media, di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Menurut Haryono, keberadaan program seperti SAPA UMKM, sertifikasi, dan pendampingan sangat berdampak positif bagi pelaku usaha.

“Dengan adanya pendampingan dan sertifikasi, UMKM bisa naik kelas, lebih paham proses bisnis yang terstandarisasi. Selain itu, kegiatan coaching clinic bisa menjadi ruang tanya jawab sekaligus solusi ketika mereka menghadapi persoalan,” paparnya.

Sejalan dengan itu, Wakil Ketua ABDSI, Widhiyani Mokhamad, menambahkan bahwa terdapat sejumlah peluang kerja sama lain yang bisa dilakukan, seperti penguatan literasi keuangan, akses permodalan, hingga pendampingan coaching clinic.

Dalam kesempatannya itu, Widhi juga menyoroti rendahnya literasi keuangan UMKM serta kendala akses permodalan yang kerap dipengaruhi oleh buruknya riwayat kredit akibat pandemi, kemarin.

“Banyak pelaku UMKM yang terpaksa mengambil pinjaman online untuk bertahan hidup, sehingga ini menjadi isu penting yang perlu solusi bersama,” ungkap Widhi.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri UMKM, Sudaryano R. Lamangkona, menekankan bahwa SAPA UMKM merupakan gagasan langsung menteri UMKM untuk menciptakan sistem pendataan terpadu melalui Super Apps yang menghubungkan UMKM dengan produsen serta berbagai pemangku kepentingan.

“SAPA UMKM hadir sebagai solusi dari berbagai problem mendasar UMKM, dengan target mendorong mereka naik kelas. Saat ini sudah ada kerja sama dengan BNI dan Bursa Efek agar pengusaha level menengah bisa melantai di bursa,” terang Sudaryano.

Ia juga menyebutkan bahwa program ini sudah berjalan di sejumlah daerah, diantara Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, yang ke depannya diharapkan bisa menjangkau seluruh Indonesia. “Salah satu fokus utama adalah digitalisasi UMKM yang menjadi arah kebijakan menteri agar seluruh pelaku usaha dapat bertransformasi,” sebutnya.

Selain itu, Sudaryano mengungkapkan adanya kemungkinan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan TNI Angkatan Udara, untuk mendukung transportasi pengiriman barang dari kawasan timur Indonesia seperti Papua dan Sumatera.

“Data terkini Kementerian UMKM mencatat lebih dari 32 juta UMKM telah masuk dalam sistem informasi data tunggal di portal kementerian UMKM, dengan konsentrasi terbesar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.” (Jal)