Trump dan Xi Jinping Akan Bertemu di KTT APEC, TikTok Jadi Agenda Utama

by
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan bertemu langsung di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) bulan depan di Korea Selatan. Pertemuan ini akan menjadi yang pertama sejak Trump kembali ke Gedung Putih, dan diharapkan menjadi momen penting dalam meredakan ketegangan hubungan kedua raksasa ekonomi dunia.

Trump mengumumkan rencana pertemuan itu usai melakukan panggilan telepon yang disebutnya “sangat produktif” dengan Xi pada Jumat (19/9/2025) waktu Washington. Dalam percakapan itu, keduanya membahas isu-isu strategis mulai dari perang Rusia-Ukraina, perdagangan, hingga kesepakatan terkait aplikasi media sosial TikTok yang operasinya di AS telah lama menjadi sumber perselisihan.

“Kami mencapai kemajuan dalam banyak isu yang sangat penting, termasuk perdagangan, fentanil, upaya mengakhiri perang Rusia-Ukraina, dan persetujuan kesepakatan TikTok,” tulis Trump di akun Truth Social.

Bagi Washington, pembicaraan itu menjadi langkah diplomatik penting untuk membangun ulang kanal komunikasi dengan Beijing setelah bulan-bulan penuh ketegangan. Sementara bagi Beijing, Xi menekankan perlunya “lingkungan bisnis yang adil dan non-diskriminatif” bagi perusahaan China untuk berinvestasi di AS, menyinggung kebijakan ekspor dan pembatasan teknologi yang selama ini dipandang menghambat perusahaan-perusahaan mereka.

TikTok Jadi Ujian Diplomasi

Kesepakatan mengenai TikTok berada di pusat agenda. Negosiasi antara Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng awal pekan ini di Madrid menghasilkan kerangka kerja untuk memisahkan operasi TikTok dari induknya, ByteDance.

Rencana yang sedang difinalisasi itu akan membatasi kepemilikan ByteDance tidak lebih dari 20 persen, sementara mayoritas saham dikendalikan investor Amerika, termasuk Oracle, Andreessen Horowitz, dan Silver Lake Management. Trump menegaskan AS akan mempertahankan “kendali yang sangat ketat” atas algoritma TikTok.

Namun, Beijing menekankan bahwa keputusan akhir harus tetap menghormati keinginan pelaku bisnis. Xi, menurut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri China, menyampaikan harapan agar “perusahaan dapat menemukan solusi sendiri.”

Diplomasi dan Persaingan Strategis

Pertemuan mendatang di APEC diperkirakan tidak hanya membahas TikTok, tetapi juga isu lebih luas mulai dari perang Rusia-Ukraina, penjualan pesawat Boeing ke China, hingga langkah bersama menekan perdagangan fentanyl.

Meskipun Trump menyebut bahwa kesepakatan perdagangan yang lebih luas “cukup dekat” untuk dicapai, analis menilai pertemuan di APEC masih akan bersifat terbatas.

“Pertemuan sampingan di KTT APEC membutuhkan ambang batas yang lebih rendah daripada kunjungan kenegaraan. Kesepakatan besar tampaknya belum bisa diharapkan dalam waktu dekat,” kata Neo Wang, analis Evercore ISI di New York.

Bagi kedua negara, panggilan telepon ini sekaligus mengakhiri kebuntuan diplomasi sejak bulan Juni, ketika hubungan memanas akibat parade militer besar di Beijing yang membuat Trump murka. Kini, dengan agenda TikTok sebagai titik temu, Washington dan Beijing mencoba membuka kembali jalur komunikasi meski persaingan strategis tetap membayangi. (Red)