BERITABUANA.CO, GRESIK – PGN Saka SKK Migas tidak saja memperhatikan masyarakat yang menjadi binaan dengan satu kebutuhan. Lainnya juga titik fokus PGN Saka dengan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat -nya (PPM). Misal soal lingkungan, kebutuhan dasar warga.
Lingkungan, jelas sudah dengan pendayagunaan tanaman mangrove yang sudah bisa membantu masyarakat yang menjadi binaannya. Begitu pun dengan kebutuhan dasar masyarakat.
Kebutuhan dasar masyarakat, PGN Saka berjibaku memutar pikiran agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Di desa Pangkah Wetan. Tujuannya, ya tentu sangat mulia, agar masyarakat dapat teratasi kebutuhan yang paling mendesak.
Di Desa Pangkah Wetan, PGN Saka sangat tahu bahwa kebutuhan air bersih sangat mendesak. Begitu juga dengan UMKM. Atas dasar itu, Tim elit PGN Saka, yang khusus menangani program PPM mulai bekerja dan melakukan observasi yang tidak mudah.
Pendek kata, PGN Saka berhasil mengatasinya, dengan membuat pompa besar dengan mengambil air dari Dukuh Soyo, sekitar empat kilometer dari Desa Pangkah Wetan.
Al hasil, PGN Saka berhasil mengalirkan air bersih dari sumur pompa yang dibuat mengalirkan air melalui 650 sambungan rumah dengan sistem digital.
Kepala Desa Pangkah Wetan, Syaifullah Mahdi, dalam keterangan persnya, Rabu (17/9/2025), tidak sungkan-sungkan menyebut bahwa tanpa PGN Saka kebutuhan masyarakat sekitar tidak akan bisa terpenuhi.
“Dulu warga harus membeli air karena kondisi payau. Sekarang distribusi dan pembayarannya sangat murah dan lebih transparan,” kata Syaifullah.
Mustopa, bendahara HIPAM, pun memuji PGN Saka. Dikatakannya, tanpa PGN Saka, sangat sulit atau tidak mungkin Desa bisa memberikan air bersih kepada warga dengan harga murah.
Dan sekarang ini, jelas Mustopa, mayoritas warga Desa Pangkah Wetan sudah menikmati air bersih dengan pompa sumur 4 gim (ukuran besaran pipa).
“Perkiraan mungkin hanya hanya tinggal 200-an warga yang ikut berlanganan. Dari total seluruh warga Pangkah Wetan,” ujar Mustopa.
Mustopa mengaku merasa kurang, sehingga ia ingin membuat satu sumur pompa lagi. Tapi saat ini kendalanya, pipa untuk menyalurkan air belum tersedia. Ia masih menunggu pemerintah setempat dapat membantu.
Agar, jika pompa satu ada kendala, kata mustopa, pompa satunya masih bisa beroperasi memenuhi kebutuhan air bersih warga. Dan warga pun bisa selalu terlayani dengan baik.
Soal pembayarannya, HIPAM, membuatkan kartu mirip ATM dan sejenisnya, jadi jika warga ingin membayar setiap bulannya cukup datang ke kantor Desa dengan menunjukan kartu miliknya. “Petugas tinggal menempel ke mesin pembaca akan keluar nama dan besaran pembayarannya,” jelas Mustopa. Ditambahkan, jumlah pembayaran lebih murah dari pada umumnya pembayaran PAM.
Hal lainnya, dalam bidang ekonomi, kembali dijelaskan Syafullah, PGN Saka, menggerakan UMKM, karena di Desa Panggah Wetan, mayoritas warga berprofesi sebagai pembudidaya ikan bandeng.
Melalui program UMKM, kelompok PKK desa mengolah hasil panen menjadi makanan siap saji. Produk olahan bandeng itu bahkan sudah dipamerkan di tingkat provinsi hingga pusat.
Communications Specialist SKK Migas, Arief Hermawan, menilai pelaksanaan PPM Saka Energi membuktikan peran ganda industri migas.
“Kehadiran perusahaan migas bukan hanya soal produksi energi, tetapi juga memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Program ini bahkan mendapat penghargaan nasional,” ujarnya.
Selain UMKM dan air bersih, PGN Saka juga mendukung pendampingan kelompok sadar wisata yang mengembangkan pembibitan mangrove. Berkat inisiatif tersebut, Desa Pangkah Wetan berhasil meraih juara tiga nasional dalam program penanaman mangrove.
Dengan jumlah penduduk lebih dari 11 ribu jiwa, Pangkah Wetan kini menjadi salah satu contoh keberhasilan sinergi masyarakat, pemerintah desa, SKK Migas, dan PGN Saka dalam mewujudkan desa mandiri dan berkelanjutan. (Kds)