BERITABUANA.CO, KUPANG – Kemenko PMK menilai UN Woman dan KOICA sudah benar-benar melakukan tugasnya, sesuai komitmen awal dalam meningkatkan kapasitas masyarakat di Kabupaten Kupang.
Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Penanggulangan Bencana dan Konflik Sosial Kemenko PMK, Lilik Kurniawan saat Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia, di Hotel Aston Kupang, Selasa (19/8/2025).
“Tentu kami bangga dengan keberhasilan ini. Disini tampak wajah-wajah bahagia yang cerah menggapai masa depan Kabupaten Kupang,” ujar Lilik Kurniawan.
Begitu juga dengan anak-anak muda dan kaum perempuan, ujar Lilik Kurniawan, yang berhasil menjadi lokal leader, dan telah berbuat banyak untuk daerahnya masing-masing.
“Ini suatu penghargaan dari pemerintah melalui Kemenko PMK, untuk kami di PMK terus menerus memonitor dan mengikuti kegiatan-kegiatan ini,” tegas dia.
Ditegaskan Lilik Kurniawan, Provinsi NTT merupakan daerah rawan bencana dan konflik sosial, tentu tidak mudah bagi, untuk kemudian melakukan upaya-upaya perdamaian dan ketangguhan, yang dibalut dengan pembangunan-pembangunan yang dilakukan.
“Strategi yang dilakukan yakni bagaimana kita harus memahami dan menghadapi tantangan seperti bencana, konflik, dan kekerasan. Tapi kita juga harus berkomitmen, untuk itu dengan ancaman-ancaman,” paparnya.
Pihaknya mencontohkan, seperti bencana Badai Silikon Seroja yang terjadi tahun 2021, sudah dirasakan dampaknya untuk NTT, tetapi bisa bangkit kembali.
“Kebangkitan ini bukan karena pemerintah saja, tetapi tidak terlepas dari para ibu champion di Kabupaten Kupang, untuk pulih kembali.
Ini kami betul-betul monitor dan amati, dan inilah suatu penghargaan yang besar,” tambahnya lagi.
Untuk itu, lanjut Lilik Kurniawan, tidak salah kalau saat ini bersama-sama melakukan peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia.
“Kita tidak perlu muluk-muluk merayakan, cukup dengan apa yang bisa dilakukan secara konsisten dengan baik,” jelas Lilik Kurniawan.
Sedangkan Ketua PKK Desa Manusak, M.C. Ariani mengaku, selalu berupaya untuk terus mendorong para perempuan di desanya, untuk mampu tampil di depan.
“Kami selalu komunikasi dengan Kepala Desa Manusak dalam setiap kegiatan di desa, baik partisipasi, perencanaan, pembinaan dan pemberdayaan,” papar Ariani.
Menurut Ariani, perempuan harus menjadi pioneer dalam setiap perencanaan, dan memperjuangkan untuk bisa dihargai.
“Yang nyata sekali yang tadinya tidak dihargai, menjadi yang diperhitungkan di desa adalah kader-kader posyandu. Dari yang tidak menerima insentif, tapi sekarang sudah menerima Rp350.000/bulan,” ujar Ariani Mencontohkan.
Pengalaman yang paling seru, lanjut Ariani, dimana saat pembentukan koperasi merah putih, dimana dalam musyawarah desa itu menggerakan seluruh perempuan, sehingga tiga perempatnya perempuan semua.
“Saya bisik-bisik agar perempuan pilih perempuan, dan akhirnya memang terpilih Arina Soares, seorang pioneer perempuan untuk pimpin Koperasi Merah Putih Desa Manusak,” ungkap Ariani.
Kepala DP3AP2KB Kabupaten Kupang, Tjokorda Swastika, Anissa Srikandini yang mewakili Direktur Eksekutif UN Women, Save The Children Indonesia, Bram Marantika, Direktur CIS Timor, Haris Oematan, dan tujuh kepala desa di Kabupaten Kupang. (iir)