BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pembunuhan seorang pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) di Halmahera Timur, Maluku Utara berinisial KLP alias Tiwi, 30, terus mendapat perhatian di ruang publik.
Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni, misalnya. Ia meminta pelaku untuk dihukum seberat-beratnya.
“Pelaku tetap harus dihukum seberat-beratnya,” kata Sahroni dalam keterangannya, Jakarta, Rabu (13/8/ 2025).
Legislator dari fraksi Partai NasDem itu juga menyampaikan keprihatinannya atas kasus tersebut. Sebab, kata dia, motif pelaku membunuh korban karena alasan judi online (judol).
“Kasus ini sungguh-sungguh sangat memprihatinkan. Memprihatinkan bukan karena penanganannya. Karena sejauh ini polisi cepat tanggap mengusutnya. Namun memprihatinkan karena motifnya judi online,” sebut Sahroni.
Ia pun tak habis pikir pelaku nekat membunuh hanya karena persoalan judi online. Untuk itu, Sahroni memandang kasus ini kembali menjadi pengingat akan bahayanya dampak dari judi online.
“Bukan hanya sudah merusak mental dan memiskinkan banyak orang, tapi membuat orang gelap mata seperti ini. Ini jelas menjadi pengingat kepada kita semua, kalau isu judi online ini tak boleh turun tensinya di tengah publik, pemerintah, dan penegak hukum,” papar dia.
Seperti diberitakan, seorang pegawai BPS asal Magelang, Jawa Tengah, Tiwi ditemukan tak bernyawa di rumah dinasnya di Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, pada Kamis (31/8/2025).
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan kepolisian, pelaku diketahui merupakan rekan kerja korban, yakni Aditya Hanafi (27). Pelaku diduga menghabiskan nyawa korban sejak Sabtu, 19 Juli 2025.
Usai melakukan aksinya, pelaku meninggalkan jasad korban dan pergi ke Ternate untuk melangsungkan acara pernikahan. Karena merasa terancam, pelaku akhirnya menyerahkan diri pada 4 Agustus 2025.
Kini, Aditya Hanafi telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Polisi menjeratnya dengan pasal berlapis, termasuk pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati. (Jim/Jal)