Di Podcast Refly Harun, Syahganda Kritik Kinerja Menteri PKP dan Usulkan Prabowo Ganti Maruarar Sirait

by
Tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kinerja Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mendapat sorotan tajam dari tokoh Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Syahganda Nainggolan. Ia menilai Maruarar gagal menunjukkan gebrakan nyata dalam program perumahan rakyat dan menyarankan Presiden Prabowo Subianto segera menunjuk pengganti yang lebih kompeten setelah dilantik pada Oktober 2025 lalu.

“Maruarar Sirait ganti aja itu sama Fahri Hamzah. Apalagi kalau dia (Prabowo) bisa masuk ke sektor properti secara serius,” ujar Syahganda dalam podcast di kanal YouTube Refly Harun, dikutip Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, sektor properti memiliki potensi besar menciptakan lapangan kerja, tetapi tidak akan maksimal jika dipimpin oleh figur yang tidak memahami kebutuhan rakyat.

Pernyataan Syahganda ini sangat bermanfaat alasan, karena ia menilai target pembangunan 3 juta rumah yang diusung Prabowo terlalu ambisius. Ia menyarankan fokus pada target yang lebih realistis namun tetap berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja.

“Enggak usah tiga juta. 150.000 rumah saja, itu bisa serap 600.000 lapangan kerja. Satu rumah melibatkan 3 sampai 4 pekerja,” katanya seraya menilai, bila sektor perumahan dikelola dengan baik, maka bisa menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi dan pengurangan pengangguran.

Desak Evaluasi Kabinet

Lebih jauh, Syahganda mendesak Presiden Prabowo segera melakukan evaluasi dan perombakan kabinet setelah resmi menjabat. Ia menilai banyak menteri saat ini yang tidak memiliki arah dan gagal menyelesaikan persoalan rakyat.

“Segera ganti para menteri, terutama yang tidak paham dan tidak bekerja buat rakyat. Harapan kita, kabinet ke depan harus diisi oleh tokoh-tokoh yang memiliki rekam jejak membela kepentingan publik, bukan sekadar loyalis politik,” imbuhnya.

Syahganda menggambarkan kondisi bangsa saat ini sebagai “Indonesia Gelap”, merujuk pada stagnasi ekonomi, sosial, dan budaya. Namun ia optimistis, kondisi tersebut bisa berubah dalam waktu singkat jika dilakukan pembenahan sejak awal.

“Kalau diganti Prabowo menteri-menteri secepatnya, maka tiga bulan setelahnya Indonesia akan mulai terang,” ucapnya sembari mengingatkan bahwa visi besar seperti Indonesia Emas hanya bisa dicapai dengan pemerintahan yang solid, berani, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. (Ery)