BERITABUANA.CO, KUPANG – Peringati Hari Lahir Pancasila, Perhimpunan Dokter Anestesi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin) NTT menggandeng Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, menggelar Bakti Sosial (Baksos) Nyeri.
Kegiatan digelar di RSUD SK Lerik Kota Kupang, Minggu (1/6/2025) diramaikan oleh Komda Lansia dan Komunitas Litikum
Dalam sambutannya, Wali Kota Kupang, Christian Widodo menegaskan bahwa dokter Anestesi bukan hanya bertugas di ruang operasi, tapi mereka bisa juga membuka praktek.
“Kegiatan baksos ini, membuka pandangan baru kita, bahwa dokter Anestesi juga bisa berpraktek sendiri,” jelas Christian Widodo.
Setiap komunitas atau wadah, ungkap Christian Widodo, harus berdampak pada masyarakat sekitar. Untuk itu Perdatin NTT sudah membuktikan.
“Perdatin dibentuk bukan untuk gagah-gagahan sebagai perkumpulan dokter anestesi, tapi harus mampu membelah masalah kesehatan di Kota Kupang,” kata Christian Widodo.
Menurut Christian Widodo, membangun sebuah kota bukan hanya membangun gedung yang tinggi, atau jalan-jalan yang bagus tapi menghadirkan udara yang sejuk dan kesehatan yang baik bagi penghuninya.
“Ini baksos yang gratis, berbeda kalau minta suntuk di doter pasti dikenakan tarif yang mahal,” tambah Christian Widodo.
Diakuinya, ini baksos yang spesial, ejawantah nyata sila kelima dari Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
“Pancasila bukan hanya diucapkan dalam sejarah, tetapi ia hidup ketika kita mampu menolong sesama, dia kuat ketika kita mengulurkan tangan. Dan Pancasila itu bernyawa ketika kita bermakna bagi orang lain,” papar dia.
Sebelumnya, Ketua Perdatin NTT, dr. Robinzon G. Fanggidae menjelaskan, pihaknya mengundang dua komunitas, yakni Komda Lansia dan Komunitas Litikum.
“Dalam kegiatan bansos ini, kami ingin memperkenalkan pengobatan dengan intervensi nyeri, sehingga akan tepat sasaran,” tegas Robinzon,
Berbeda dengan pengobatan nyeri yang selama ini diterapkan, aku Robinzon, biasanya pasien hanya diberi obat berulang-ulang, dan bila rasa nyeri itu masih dirasakan, maka disarankan untuk operasi.
“Diantara pemberian obat dengan operasi, ada tindakan yang tidak boleh dilewati, yaitu Intervensi Nyeri,” jelas Robinzon.
Dengan tindakan Intervensi Nyeri tersebut, lanjut Robinzon, biasanya 80-90 persen nyeri pasien berangsur-angsur kurang, bahkan ada yang hilang sama sekali.
Ketua Panitia, dr. San Fred Lie menegaskan, target peserta berjumlah 150 orang, yang berasal dari Komda Lansiia Kota Kupang dan Komunitas Litikum Kota Kupang.
“Tujuan kegiatan baksos ini, selain dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, juga sebagai salah satu bentuk pengabdian masyarakat dari profesi kami,” ujar dia.
Disamping itu, tambah Sa Fred Lie, sebagai ajang sharing pengalaman ilmu pengetahuan kedokteran dibidang Anestesi dan terapi, serta meningkatkan hidup sehat dan kebugaran melalui pendekatan komunitas serta membangun semangat gotong royong dan kepedulian sosial. (iir)