BERITABUANA.CO, KUPANG – Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Provinsi NTT, harus bisa menghasilkan pikiran-pikiran yang konstruktif.
Permintaan tersebut disampaikan Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono saat membuka kegiatan Mukerwil PPP NTT, di Harper Hotel Kupang, Kamis (22/5/2025) sore.
“Muskerwil ini, hendaknya jangan hanya seremonial saja, tapi menghasilkan pikiran-pikiran yang produktif, yang bisa disumbangkan kepada kemajuan bagi masyarakat di NTT,” ujar Mardiono.
Lewat Mukerwil ini, lanjut dia, agar tetap memupuk rasa kebersamaan, kesatuan dan persatuan karena PPP akan menyelenggarakan Muktamar.
“Muktamar digelar sehubungan dengan masa berakhirnya kepengurusan yang ada saat ini, pada Desember 2025 mendatang. Namun telah ada kesepahaman Muktamar dilaksanakan di bulan September 2025,” tegas Mardiono.
Sedangkan Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena menyampaikan apresiasi kepada PPP NTT dalam mendukung berbagai kebijakan dan program pembangunan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.
“Kami berharap, PPP semakin menjaga nilai-nilai persaudaraan, persatuan dan berdemokrasi, dengan mengutamakan kepentingan rakyat, khususnya di NTT,” harap Melki dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan Sekda NTT, Kosmas Lana.
Melki juga mengajak seluruh kader PPP di NTT, untuk mengawal program Pemprov NTT, yang akan disusun menjadi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT tahun 2025-2029.
“Segala masukan, saran dan kritik yang bersifar konstruktif sungguh sangat dibutuhkan, untuk selanjutnya diluncurkan dalam RPJMD,” kata Melki.
Diakui Melki, Mukerwil menjadi forum diskusi, untuk menentukan program-program kerja, sekaligus melakukan konsolidasi partai baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Sebelumnya, Ketua DPW PPP NTT, Djainudin Lonek menjelaskan, PPP mengadakan event Mukerwil, sebagai salah satu institusi partai menjelang muktamar.
“Pada kesempatan ini, saya juga ingin menyampaikan bahwa kompetisi Pileg PPP di NTT mengalami kemudnuran, maka sebagai pimpinan wilayah meminta maaf kepada seluruh kader partai,” ungkap dia.
Menurut Djainudin, kegagalan ini bukan karena tidak bekerja, karena setiap hari diberbagai tempat selalu membangun relasi batin, dengan konstituen.
“Apakah kesalahan ini karena ketidakmampuan melibatkan kader partai? Tidak juga, kami menyiapkan kader partai yang memiliki investasi sosial yang luar biasa,” kata Djainudin.
Tetapi seperti apa yang dikatakan dalam buku Politik Identitas, lanjut Djainudin, pemain saat ini masih berada pada politk identitas, dalam identitas tersebut orang memilih calon pemimpin, dia saudara atau bukan, seiman atau tidak, sesuku atau bukan, atau hubungan kedekatan lainnya.
“Untuk keluar dari persoalan ini ada dua hal, kita membangun relasi yang membutuhkan waktu panjang, atau pola-pola pragmatisme, dengan ‘Wani Piro, ada uang kami pergi’,” kata Djainudin.
Sedangkan Ketua Panitia Mukewil, Seny Junedy Manafe dalam laporannya mengungkapkan, salahsatu amanat dari AD/ART yaitu Mukerwil, dan tema yang diambil PPP Reborn: Tambus Kaka
“Tema ini menjelaskan bahwa ada tekad dan keinginan yang kuat untuk membenahi, melahirkan semangat agar kedepan lebih maju dan lebih baik lagi,” ujar Seny.
Mukerwil PPP Provinsi NTT ini, jelas Seny, dihadiri seluruh DPC kabupaten/kota yang ada di NTT. (iir)