BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kecerdasan buatan (AI) telah berkembang dengan cepat dari teknologi khusus menjadi alat canggih yang digunakan di berbagai industri, memungkinkan otomatisasi tugas dan penciptaan ide-ide baru. Meski membawa manfaat besar, AI juga menimbulkan kekhawatiran, seperti kehilangan pekerjaan.
Seiring berkembangnya berbagai teknologi baru, dampak AI akan terus berkembang, mengubah industri dan masyarakat,
Jakpat melakukan survei untuk mengetahui tren AI pada tahun 2025. Laporan yang melibatkan 1423 responden ini juga memaparkan pendapat responden tentang penggunaan AI, baik secara profesional maupun sehari-hari, serta tanggapan terhadap konten AI di media sosial.
Hampir semua responden mengaku tahu AI di mana 42% menggunakannya secara profesional dan pribadi. Satu dari 5 orang hanya memakai AI untuk bekerja/belajar dan 10% untuk keseharian saja.
“Meski sebagian besar responden sudah mengetahui AI, tingkat adopsinya masih bervariasi antar generasi. Gen Z lebih banyak memanfaatkan AI untuk berbagai kebutuhan sehari-hari maupun pekerjaan/belajar, sementara di kalangan Milenial dan Gen X penggunaannya belum seintens itu,” ucap Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna.
Dari segi manfaat, setengah responden menyatakan penggunaan AI menghemat waktu dan tenaga. Selain itu, manfaat lain terkait dengan fungsi teknologi tersebut, yaitu dapat memberikan rekomendasi (41%) dan menerjemahkan bahasa (40%). Satu dari 3 Gen Z menggunakan AI untuk menganalisis data sementara 25% Milenial membuat konten dengan bantuan AI.
Meskipun bermanfaat, banyak yang khawatir dengan keberadaan AI. Sebanyak 64% mengatakan mereka khawatir AI akan membuat manusia terlalu bergantung pada teknologi tersebut. Keresahan lainnya termasuk teknologi untuk kejahatan seperti deepfake atau penipuan (63%), dan membuat orang malas atau tidak kreatif (61%). Tiga dari 5 Gen Z yang cemas AI dapat menyebabkan lebih banyak kemiskinan.
Tren penggunaan AI di Indonesia
Terkait lama penggunaan, hampir 50% responden mulai menggunakan AI dalam 6 bulan terakhir. Sebanyak 27% Gen Z telah menggunakan AI selama 1-2 tahun dan 1 dari 4 Gen X selama 4-6 bulan.
ChatGPT merupakan aplikasi AI yang paling banyak digunakan oleh responden, dengan persentase 74%, disusul oleh Gemini (51%). Sebuah aplikasi lokal Bahasa AI juga digunakan oleh sebagian kecil responden. Tiga dari 4 orang menggunakan aplikasi AI secara gratis.
Penggunaan AI pada media sosial
Media sosial menjadi salah satu media untuk melihat konten AI, terutama di Instagram (62%) dan TikTok (60%). Berdasarkan jenisnya, 7 dari 10 orang biasanya menonton video animasi AI di media sosial. Sebagian juga melihat transformasi bergaya visual, seperti foto menjadi bergaya anime, lukisan kucing minyak, dll.
Soal keasliannya, hampir setengah dari responden mengatakan mereka dapat membedakan antara konten AI dan konten buatan manusia. Namun, masih banyak yang ragu (47%). Terkait hal ini, Hasna berkomentar,
“Tingginya paparan terhadap konten AI di media sosial membuat responden semakin akrab dengan teknologi ini. Meskipun sebagian masih ragu untuk membedakan konten buatan AI, sebagian besar tetap berkonsep menarik,” kata Farida.
Sebanyak 29% responden mengatakan mereka mengikuti influencer AI, yakni karakter virtual yang dibuat menggunakan AI. Spesifik pada influencer lokal, Arbie Seo mendapat perhatian dari responden yang lebih tua, sementara Thalasya Pov dan Chaya Gram dikenal oleh Gen Z. (Kds)